Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pasien Covid-19 Gejala Ringan Berpotensi Alami Gejala Baru Setelah Pulih

Kompas.com - 24/04/2021, 14:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi melaporkan, sebagian besar orang dewasa yang dites positif Covid-19 dengan gejala ringan, cenderung mencari perawatan medis pada bulan-bulan berikutnya.

Dua per tiga dari mereka yang mencari perawatan medis menerima diagnosis baru terkait kondisi kesehatannya. Kondisi kesehatan ini tak dialami sebelumnya.

Mengutip New York Times, Sabtu (24/4/2021), studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Kaiser Permanente.

Baca juga: Studi Ini Temukan Kemungkinan Virus Flu Biasa Hambat SARS-CoV-2

Proses riset itu melibatkan sekitar 3.171 anggota sistem perawatan kesehatan terpadu Kaiser Permanente di Georgia.

"Anda mungkin mengalami gejala baru atau terus-menerus beberapa bulan setelah diagnosis awal," kata spesialis penyakit menular CDC dan penulis utama studi itu, Arlfonso C Hernandez-Romieu.

Dengan temuan studi ini, lanjut dia, dokter perlu memantau pasien untuk komplikasi terkait Covid-19 yang berpotensi sangat serius, seperti pembekuan darah.

Dalam studi itu, dua per tiga dari pasien yang menderita gejala ringan Covid-19 mencari perawatan medis sebulan hingga enam bulan setelah diagnosis.

Sementara, dua per tiga dari mereka yang mencari perawatan memiliki kondisi yang sama sekali baru, seperti sesak napas, kelainan detak jantung, nyeri dada dan tenggorokan, serta kelelahan.

Baca juga: Studi: Cukup Tidur Disebut Bisa Kurangi Risiko Terinfeksi Covid-19

Di antara mereka yang lebih mungkin mencari perawatan medis adalah orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, wanita dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Akan tetapi, secara keseluruhan, para penulis mencatat, jumlah kunjungan menurun dari waktu ke waktu.

"Meskipun mayoritas orang tidak berakhir dengan Covid yang parah, atau berakhir di rumah sakit, potensi efek kesehatan jangka panjang sangat penting," kata dia.

Dapat membunuh setelah sembuh

Sementara itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menyebutkan, gejala jangka panjang yang muncul saat pasien Covid-19 sembuh (long Covid) memiliki banyak ancaman kesehatan.

Ancaman itu, di antaranya, kemungkinan kematian yang lebih tinggi hingga 6 bulan setelah tertular virus.

Dikutip dari WebMD, para peneliti memeriksa lebih dari 87.000 pasien Covid-19 dan hampir 5 juta pasien kontrol dalam database federal.

Mereka menemukan pasien Covid-19 memiliki risiko kematian 59 persen lebih tinggi hingga 6 bulan setelah terinfeksi, dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi.

Baca juga: Studi: Konsumsi Statin Diklaim Kurangi Risiko Kematian akibat Covid-19

Temuan itu diterjemahkan menjadi sekitar delapan kematian tambahan per 1.000 pasien selama 6 bulan, karena banyak kematian yang disebabkan oleh long Covid tidak dicatat sebagai kematian akibat virus corona.

Di antara pasien yang dirawat di rumah sakit dan meninggal setelah lebih dari 30 hari, terdapat 29 kematian per 1.000 pasien selama 6 bulan.

"Sejauh total kematian akibat pandemi, angka-angka ini menunjukkan bahwa kematian yang kami hitung karena infeksi virus langsung hanyalah puncak gunung es," kata penulis senior studi dan Direktur Pusat Epidemiologi Klinis di St Lous Health Care System, Ziyad Al-Aly.

Pasien dengan long Covid juga memiliki peluang lebih besar untuk jatuh sakit.

Al-Aly mengatakan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa CoviD-19 jangka panjang bisa menjadi krisis kesehatan besar berikutnya.

"Studi kami menunjukkan bahwa hingga 6 bulan setelah diagnosis, risiko kematian setelah kasus ringan Covid-19 tidaklah sepele dan meningkat seiring dengan tingkat keparahan penyakit," jelas dia.

"Mengingat lebih dari 30 juta orang Amerika telah terinfeksi virus ini, dan mengingat beban Covid-19 yang lama sangat besar, efek penyakit ini akan bergema selama bertahun-tahun dan bahkan beberapa dekade," ujar Al-Aly.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksinasi Covid-19 Tahap 2

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas & Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com