Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Road Safety Behavior Research: Indeks Keselamatan Berkendara 76 Persen

Kompas.com - 30/03/2021, 18:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Adira Isurance dengan Kompas.com menggelar webinar Indonesia Bangkit: Pulihnya Mobilitas dan Tingkatkan Kesadaran Berperilaku Aman dan Selamat Saat Berada di Jalan.

Webinar dilaksanakan melalui Zoom pada Selasa (30/3/2021) pukul 14.00-16.30 WIB.

Dalam webinar, Adira Insurance memaparkan hasil studi Road Safety Behavior Research pada 2020.

Studi dilaksanakan di 15 kota, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar.

Sebanyak 100 responden pengguna motor dan mobil di setiap kota turut dalam survei dengan total 1.527 responden yang berpartisipasi.

Hasil studi mengungkap berbagai hal, mulai dari indeks keselamatan berkendara, sampai jumlah pelanggaran lalu lintas di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Tilang Elektronik: Mekanisme, Lokasi, dan Jenis Pelanggaran

Indeks keselamatan berkendara

Hasil dari Road Safety Behavior Research menunjukkan, 

Dari indeks tersebut, terdapat perbedaan skor yang cukup besar antara aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Kesenjangan skor yang cukup besar antara masing-masing aspek tersebut menandakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku aman dan selamat saat berada di jalan masih relatif rendah.

Baca juga: Cara Cek Kena Tilang ETLE atau Tidak

Alasan terjadinya pelanggaran lalu lintas

Dari hasil studi tersebut, diketahui ada sejumlah faktor yang berkontribusi pada terjadinya pelanggaran lalu lintas, antara lain:

  • Pengendara terburu-buru sebesar 70,8 persen
  • Rambu lalu lintas yang tidak terlihat sebesar 49,4 persen
  • Kondisi jalanan sepi sebesar 48,8 persen
  • Tidak ada petugas yang mengawasi sebesar 44,9 persen

Ketua Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas menjelaskan, masyarakat saat ini belum peduli pada keselamatan, kecuali mereka yang bergerak di sektor transportasi.

Hal ini dapat dilihat pada fenomena "emak-emak penguasa jalan" yang sempat ramai dibicarakan masyarakat beberapa waktu lalu.

"Mereka tidak paham terhadap berlalu lintas, tapi sekadar bisa naik motor saja. Ini yang banyak dikeluhkan oleh pengguna jalan lain," kata Darmaningtyas dalam webinar.

Ia menilai saat ini belum ada suatu program dari pemerintah yang bertujuan membangun budaya keselamatan berkendara.

"Pemerintah belum punya program yang sistematik untuk membangun budaya berkeselamatan," ujar dia.

Baca juga: Daftar Lokasi Kamera Tilang Elektronik di Pulau Jawa, dari DKI Jakarta hingga Jawa Timur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com