Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Puasa Sehat untuk Penderita Hipertensi, Perbanyak Sayur dan Cek Tensi Rutin

Kompas.com - 20/04/2021, 16:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Puasa bisa dilakoni siapa saja asal ia dalam kondisi tubuh yang sehat. Meski tubuh menyimpan penyakit pun, asal tidak kronis dan bisa mematuhi anjuran medis, maka ia masih tetap bisa menjalankan ibadah puasa hingga sebulan lamanya.

Termasuk di sini adalah penderita tekanan darah tinggi. Asal mematuhi saran soal pola hidup sehat dan pola makan yang benar, maka puasa pun bisa dilalui tanpa rintangan yang berarti.

Hampir sama dengan penderita diabetes, penderita darah tinggi juga memiliki beberapa pantangan menu yang sebaiknya tidak dikonsumsi ketika makan sahur dan ketika berbuka puasa.

Karena beberapa makanan, bisa memicu melonjaknya tekanan darah hingga di angka yang mengkhawatirkan.

Menurut dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si, SpGK, yang aman untuk menjalankan puasa adalah penderita hipertensi yang terkontrol.

Dikatakan terkontrol jika tekanan darah di sekitar 140/90 mmHg, dan tidak ada keluhan yang menganggu dalam menjalankan aktivitas dan ibadah. 

Baca juga: Mengenali Penyebab Hipertensi Esensial dan Cara Mendeteksinya

Menu tepat untuk penderita darah tinggi

Etisa, Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang, menyarankan bahwa sebaiknya penderita hipertensi selalu memperbanyak konsumsi sayuran, buah dan menu yang berkuah. Baik ketika sahur maupun ketika berbuka puasa.

Ilustrasi sayur-sayuran.(Dok. Freepik/gpointstudio) Ilustrasi sayur-sayuran.

Kemudian hindari makanan yang digoreng, makanan yang melalui proses pengawetan seperti bakso dan nugget, juga makanan yang dikemas kalengan seperti kornet, karena olahan-oalahan tersebut biasanya tinggi kadar garam.

"Makanan yang diawetkan umumnya menggunakan kadar garam cukup tinggi," begitu ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (20/04/2021) siang.

Garam yang bisa meningkatkan tekanan darah, juga banyak terdapat pada kecap, saos, dan bumbu perasa.

Pada umumnya, penderita hipertensi juga menderita kelainan profil lemak (dyslipidemia), atau diebetes melitus. Sehingga disarankan juga untuk menghindari asupan berlemak seperti jerohan dan makanan yang terbuat dari tepung seperti bakwan, mendoan dan pisang goreng.

Pemakaian minyak untuk menggoreng pun maksimal dua kali pemakaian. Minyak yang sudah dipakai berkali-kali biasanya memiliki proporsi lemak jenuh yang akan memperburuk kondisi pembuluh darah.

"Memasak dengan kuah santan juga tidak dianjurkan, karena santan mengandung lemak jenuh yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan lemak di pembuluh darah," papar Prodi Gizi Klinis Undip Semarang ini. Baca juga: Darah Tinggi Sebabkan Sakit Kepala Hebat, Waspadai Krisis Hipertensi

Penanganan melonjaknya tekanan darah

Jika di tengah-tengah puasa tekanan darah semakin meninggi, maka sebaiknya Anda semakin memperbanyak pula konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur mengandung serat tinggi yang bisa mengurangi tekanan darah. 

Ilustrasi semangka bentuk kipas. SHUTTERSTOCK/JANECOCOA Ilustrasi semangka bentuk kipas.

Pilihlah buah yang mengandung banyak air seperti semangka, melon, jeruk, apel, juga pepaya. Kalium dalam buah juga bisa digunakan untuk mengontrol kadar tekanan darah.

Penderita hipertensi harus rutin mengontrol tekanan darahnya. Selama tekanan darah masih berkisar di angka 140/90 mmHg, maka puasa masih bisa terus dilanjutkan.

Pola makan yang serampangan, kurang olahraga, kurang tidur dan stres, adalah faktor-faktor yang bisa memperburuk tekanan darah.

"Namun selama tidak ada keluhan pusing, mual, muntah, kepala berputar, maka penderita hipertensi masih bisa tetap menjalankan ibadah puasa," punkas Etisa.

Baca juga: Mengapa Penderita Hipertensi Tak Bisa Mendapatkan Vaksinasi Covid-19? Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com