Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dalam Sejarah: Sosok "Mad Bomber", Dalang Teror 33 Bom di New York

Kompas.com - 29/03/2021, 12:32 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Setelah rangkaian ledakan pada 1951, Mad Bomber bom kembali meledak di Radio City Music Hall pada 1954.

Setahun berikutnya, Mad Bomber meledakan Grand Central Station, Macy's, gedung RCA dan Staten Island Ferry.

Sementara itu, kepolisian Amerika Serikat (AS) tak kunjung menemukan dan menangkap sosok di baik Mad Bomber.

Mad Bomber menanam sedikitnya 33 bom di seluruh New York City.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan, 583 Orang Tewas

Mad Bomber tertangkap

Setelah 16 tahun, akhirnya tim investigasi yang bekerja untuk Con Edison akhirnya berhasil melacak Mad Bomber.

Mereka menginvestigasi melalui catatan pekerjaan karyawan. Hasilnya, mereka menemukan bahwa George Peter Metesky, yang merupakan mantan karyawan adalah pelakunya.

Dilansir dari Britannica, Metesky terluka dalam kecelakaan industri pada 5 September 1931 di United Industrial Light and Power Company, anak perusahaan dari Con Edison.

Ia sangat marah karena Con Edison menolak untuk membayar tunjangan disabilitas dan menggunakan terorisme sebagai balas dendamnya.

Setelah tertangkap, Metesky dikirim ke rumah sakit jiwa pada April 1957 dan menghabiskan waktunya sampai dibebaskan pada 1973.

Metesky meninggal pada 1994.

Baca juga: Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian, Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden

Sosok di balik Mad Bomber

George Peter Metesky, sosok di balik Mad Bomber, lahir pada 2 November 1903 di Connecticut, AS. Ia adalah putra imigran dari Lituania.

Metesky adalah laki-laki berwatak lembut. Ia tinggal bersama dua saudara perempuannya di lantai pertama dari rumah tiga keluarga di 17 Fourth Street, Waterbury, Connecticut.

Melansir Criminal Minds Fandom, setelah Perang Dunia I, Metesky bergabung dengan Marinir AS.

Ia menjabat sebagai ahli listrik di Konsulat AS di Shanghai. Kemudian kembali ke AS dan bekerja sebagai teknisi mekanik untuk perusahaan Consolidated Edison.

Kecelakaan pada 5 September 1931 mengakibatkan pelepasan gas panas yang menjatuhkan Metesky. Paru-parunya dipenuhi asap dan membuatnya tercekik.

Kecelakaan itu membuatnya lumpuh dan kemudian menyebabkan radang paru-paru, yang kemudian menyebabkan TBC.

Setelah menagih gaji sakit selama 26 minggu, dia dipecat. Dia mencoba mengajukan klaim kompensasi pekerja tetapi ditolak.
Metesky sempat mengajukan tiga banding, tetapi semuanya gagal. Dia menjadi sangat membenci Con Edison.

Ia pun membuat bom dari pipa berisi bubuk mesiu. Beberapa bom menggunakan timer yang terbuat dari baterai senter dan jam saku murahan.

Ia sering menyembunyikan bom itu dengan kaus kaki wol, yang digunakan untuk menggantungnya. Sering kali bom diber tanda FP, yang kemudian diklaim Metesky sebagai singkatan dari Fair Play.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com