Setelah rangkaian ledakan pada 1951, Mad Bomber bom kembali meledak di Radio City Music Hall pada 1954.
Setahun berikutnya, Mad Bomber meledakan Grand Central Station, Macy's, gedung RCA dan Staten Island Ferry.
Sementara itu, kepolisian Amerika Serikat (AS) tak kunjung menemukan dan menangkap sosok di baik Mad Bomber.
Mad Bomber menanam sedikitnya 33 bom di seluruh New York City.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan, 583 Orang Tewas
Setelah 16 tahun, akhirnya tim investigasi yang bekerja untuk Con Edison akhirnya berhasil melacak Mad Bomber.
Mereka menginvestigasi melalui catatan pekerjaan karyawan. Hasilnya, mereka menemukan bahwa George Peter Metesky, yang merupakan mantan karyawan adalah pelakunya.
Dilansir dari Britannica, Metesky terluka dalam kecelakaan industri pada 5 September 1931 di United Industrial Light and Power Company, anak perusahaan dari Con Edison.
Ia sangat marah karena Con Edison menolak untuk membayar tunjangan disabilitas dan menggunakan terorisme sebagai balas dendamnya.
Setelah tertangkap, Metesky dikirim ke rumah sakit jiwa pada April 1957 dan menghabiskan waktunya sampai dibebaskan pada 1973.
Metesky meninggal pada 1994.
Baca juga: Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian, Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden
George Peter Metesky, sosok di balik Mad Bomber, lahir pada 2 November 1903 di Connecticut, AS. Ia adalah putra imigran dari Lituania.
Metesky adalah laki-laki berwatak lembut. Ia tinggal bersama dua saudara perempuannya di lantai pertama dari rumah tiga keluarga di 17 Fourth Street, Waterbury, Connecticut.
Melansir Criminal Minds Fandom, setelah Perang Dunia I, Metesky bergabung dengan Marinir AS.
Ia menjabat sebagai ahli listrik di Konsulat AS di Shanghai. Kemudian kembali ke AS dan bekerja sebagai teknisi mekanik untuk perusahaan Consolidated Edison.
Kecelakaan pada 5 September 1931 mengakibatkan pelepasan gas panas yang menjatuhkan Metesky. Paru-parunya dipenuhi asap dan membuatnya tercekik.
Kecelakaan itu membuatnya lumpuh dan kemudian menyebabkan radang paru-paru, yang kemudian menyebabkan TBC.
Setelah menagih gaji sakit selama 26 minggu, dia dipecat. Dia mencoba mengajukan klaim kompensasi pekerja tetapi ditolak.
Metesky sempat mengajukan tiga banding, tetapi semuanya gagal. Dia menjadi sangat membenci Con Edison.
Ia pun membuat bom dari pipa berisi bubuk mesiu. Beberapa bom menggunakan timer yang terbuat dari baterai senter dan jam saku murahan.
Ia sering menyembunyikan bom itu dengan kaus kaki wol, yang digunakan untuk menggantungnya. Sering kali bom diber tanda FP, yang kemudian diklaim Metesky sebagai singkatan dari Fair Play.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.