Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umur Berapa Tahu "Kidal" Singkatan "Kiri dari Lahir"? Ini Penjelasan Sebenarnya Menurut Ahli Bahasa

Kompas.com - 29/03/2021, 09:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ramai pembahasan 'kidal' singkatan dari 'kiri dari lahir', melayat "melihat mayat", basa-basi "bahas sana, bahas sini", dan mudik "mulih dilik", di media sosial.

Seperti yang ramai dibahas di TikTok, video membahas singkatan beberapa kata yang selama ini orang tak banyak tahu.

“Gaes, di umur berapa elo tau kalau kidal singkatan kiri dari lahir, mudik singkatan dari mulih dilik yang diambil dari Bahasa Jawa yang artinya pulang sebentar,” tulis akun @rullyaustin.

@rullyaustin

#DiUmurBerapaLoTau #berbagifakta #funfacts #foryou

? ??????? - Ginger Root

Hingga kini postingan tersebut telah disukai lebih dari 171,1 ribu pengguna dan mendapatkan lebih dari 5.446 komentar.

Lantas benarkah singkatan dari sejumlah kata tersebut? Berikut penjelasan ahli bahasa:

Baca juga: Larangan Penggunaan Anjay, Reaksi Netizen, dan Kata Ahli Bahasa

Penjelasan ahli bahasa

Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridha M Wibowo menjelaskan asal usul dari kata tersebut.

Ia menilai secara etiomologi atau asal-usul kata, kemungkinan arti sebenarnya dari kidal, basa-basi, mudik maupun melayat bukanlah sebagaimana disampaikan dalam video viral tersebut.

“Di Kamus Besar Bahasa Indonesia kita memang tidak ada penjelasan yang cukup memuaskan tentang hal ini. Saya menduga kata-kata itu terjadi sebagai hasil kerata basa atau jarwa dhosok, yaitu mengutak-atik suku kata sejauh maknanya sesuai,” ujar Ridha dihubungi Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Baca juga: Komnas PA Minta Hentikan Istilah Anjay, Ini Tanggapan Ahli Bahasa

Kerata basa

Ridha menjelaskan, kerata bahasa atau bakronim merupakan frasa yang dibentuk untuk mengartikan sebuah kata dengan menganggap kata itu sebagai sebuah akronim.

Menurutnya kerata bahasa bisa ditunjukkan sebagai permainan kata atau menjadi jenis etimologi rakyat.

Meski demikian terkadang kerata basa juga menjadi sumber berita bohong mengenai etimologi kata.

Sebagai contoh dalam Bahasa Indonesia adanya penafsiran kata “benci” yang diangap sebagai akronim “benar-benar cinta”.

“Dalam bahasa Jawa kerata basa sebagai hasil 'otak-atik mathuk' (utak atik dan artinya sesuai) itu banyak sekali,” kata dia.

Contohnya seperti kata "Bapak" yang diartikan dengan “Bab apa-apa pepak” yang artinya tahu atau memiliki segala sesuatu.

Contoh lainnya adalah “Batur” atau pembantu yang dianggap berasal dari singkatan “embat-embating tutur”, yakni tempat berkeluh kesah.

Sedangkan “Desember” dianggap merupakan singkatan “gedhe-gedhening sumber” atau bulan dimana menjadi sumber air terbesar.

Sementara kata “Guru” berarti singkatan dari “digugu lan ditiru” atau dijadikan pedoman untuk ditiru.

“Secara kebetulan kata-kata yang disebut dalam Tiktok itu artinya sesuai, sehingga aktivitas itu dapat juga disebut ekspresi kreativitas manusia dalam mengorganisasi bahasa agar sesuai dengan tujuan percakapan, khususnya terkait kepraktisan pemakaian kata,” tutur dia.

Baca juga: Viral Cuping Cute Typing yang Mirip Bahasa Alay, Ini Tanggapan Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com