Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Bom Gereja Katedral Makassar: Kronologi Kejadian, Keterangan Polisi, dan Sikap Presiden

Kompas.com - 29/03/2021, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), membuat gempar masyarakat di Indonesia.

Kabar kejadian ini menyebar dengan cepat melalui media dan media sosial. Masyarakat mengecam.

Pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan fakta-fakta dari kejadian ini.

Begitu pula sikap Presiden Joko Widodo yang mengutuk keras aksi terorisme yang memprihatinkan tersebut.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui terkait peristiwa tragis pada Minggu Palma tersebut:

Baca juga: Soal Ledakan Bom di Depan Gereja Katedral Makassar, MUI: Tidak Bisa Ditolerir

Kronologi kejadian

Melansir pemberitaan Kompas.com, ledakan di Gereja Katedral Makassar terjadi pada pukul 10.28 Wita.

Pastor Wilhelmus Tulak dari Gereja Katedral Makassar menuturkan, ledakan terjadi sesaat setelah ibadah misa kedua digelar.

"Umat yang ikut ibadah kedua sudah pada pulang. Kebetulan gereja punya beberapa pintu masuk dan pintu keluar, jadi tidak konsentrasi di satu pintu," ujar dia.

Saat itu terjadi sirkulasi jemaah misa antara mereka yang sudah selesai lalu pulang, dan mereka yang datang untuk mengikuti jadwal misa selanjutnya.

Wilhelmus menyebutkan, dua orang pelaku pengeboman datang mendekat ke pintu masuk gereja dengan menaiki sepeda motor.

Beruntung, gerak-geriknya sudah dicurigai dan petugas keamanan gereja berhasil mencegahnya masuk.

"Tapi, sudah diamati petugas keamanan kami dan dia menahan di pintu itu gerbang dan di situlah terjadi ledakan," papar Wilhelmus.

Ledakan cukup besar pun terekam kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi.

Akibat kejadian itu, dua orang yang diduga pelaku dilaporkan tewas, serta 20 orang terdiri dari warga, petugas keamanan gereja, dan jemaat mengalami luka akibat ledakan.

Mereka pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Sebagian sudah dipulangkan setelah mengalami luka ringan.

Baca juga: Kronologi Ledakan di Gereja Katedral, Pelaku Naik Motor dan Ledakkan Diri

Keterangan polisi

Kapolda Sulawesi Selatan Kapolda Irjen Merdisyam menyebutkan, ledakan tersebut memiliki daya ledak tinggi atau high explosive.

Hal itu terlihat dari dampak yang ditimbulkan, seperti kerusakan pintu gerbang gereja dan kendaraan-kendaraan di sekitarnya, serta pecahnya kaca hotel di sekitar gereja.

"Itu jenis ledakan high explosive. Kerusakan terjadi di gereja. Hanya pintu gerbang dan beberapa kendaraan," kata Merdisyam dalam wawancara dengan Kompas TV, Minggu (28/3/2021).

Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Sigit Listyo menyampaikan, ledakan diduga merupakan pengeboman bunuh diri yang menggunakan jenis bom panci.

"Ledakan yang terjadi, suicide bomb dengan menggunakan jenis bom panci," kata Listyo.

Listyo yang juga langsung terbang ke Makassar pada hari kemarin memaparkan, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pihaknya, pelaku diketahui merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Mereka terafiliasi dengan teroris yang melakukan bunuh diri di Jolo, Filipina, tiga tahun yang lalu.

"Jadi mereka (pelaku) adalah bagian dari pengungkapan beberapa waktu lalu, kurang lebih 20 orang kelompok JAD. Mereka bagian dari itu. Inisial serta data-datanya sudah kita cocokkan," ujar Listyo Sigit.

Polri telah mengantongi inisial pelaku.

Baca juga: 5 Pernyataan Kapolri Soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Sikap presiden

Presiden Joko Widodo menyesalkan dan mengutuk aksi terorisme ini.

Melalui akun Instagram @jokowi, ia mengunggah pernyataannya.

"Saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Jokowi.

Jokowi menekankan, terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apa pun.

"Semua ajaran agama menolak terorisme, apa pun alasannya," ujar Jokowi.

Ia meminta masyarakat turut memerangi radikalisme dan mengimbau masyarakat tetap tenang menjalani kegiatan ibadah karena negara menjamin keamanan mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+