Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AstraZeneca Klaim Vaksinnya 79 Persen Efektif Cegah Corona, AS: Datanya Kedaluwarsa

Kompas.com - 24/03/2021, 20:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - AstraZeneca mengklaim, vaksin virus corona buatan mereka efektif 79 persen mencegah munculnya gejala Covid-19. 

Dikutip dari rilis di situs resminya, disebutkan uji coba vaksin AZD1222 tahap III AS menunjukkan kemanjuran sebesar 79 persen dalam mencegah gejala Covid-19 dan 100 persen dalam mencegah penyakit parah dan rawat inap.

Baca juga: 3 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca untuk Dosis Kedua Akan Tiba April

Analisis keamanan dan kemanjuran sementara itu didasarkan pada 32.449 peserta yang mengalami 141 kasus gejala Covid-19. Percobaan memiliki pengacakan vaksin untuk plasebo 2:1.

"Kemanjuran vaksin konsisten di seluruh etnis dan usia. Khususnya, pada peserta berusia 65 tahun ke atas, kemanjuran vaksin adalah 80 persen," tulis rilis tersebut, Senin (22/3/2021). 

Hasil tersebut juga diharapkan dapat membantu meredakan kekhawatiran di Eropa tentang penggunaan vaksin AstraZeneca.

Beberapa pemimpin politik di Eropa pun telah mendapatkan suntikan AstraZeneca untuk meningkatkan kembali kepercayaan publik.

Baca juga: Meski Haram, Berikut 5 Alasan MUI Bolehkan Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Pembuktian kasus pembekuan darah

Hasil yang diumumkan pada Senin (22/3/2021) didasarkan pada 141 kasus Covid-19 yang muncul di antara relawan dalam uji klinis.

Dilaporkan, tak satu pun relawan yang mengalami gejala parah atau harus dirawat di rumah sakit.

Regulator di Eropa memulai tinjauan keamanan vaksin AstraZeneca bulan ini setelah beberapa orang yang diinokulasi mengalami pembekuan darah dan pendarahan abnormal baru-baru ini.

Peserta yang menerima vaksin dalam uji coba tidak memiliki peningkatan risiko pembekuan darah atau penyakit terkait. Selian itu, tidak ditemukan kasus pembekuan darah di otak atau menyebabkan perdarahan.

"Ini adalah studi yang sangat besar dan berdaya guna yang menurut saya menegaskan sekarang bahwa vaksin ini adalah vaksin yang baik," kata pakar penyakit menular AS, Dr. Anthony S. Fauci.

Baca juga: 11 Negara di Eropa Kembali Gunakan Vaksin AstraZeneca, Mana Saja?

Informasi kedaluwarsa

Namun tak lama setelah rilis efektivitas vaksin AstraZeneca tersebut, pejabat kesehatan federal Amerika Serikat (AS) Selasa (23/3/2021) mengatakan, hasil dari uji coba terhadap vaksin AstraZeneca diduga menggunakan "informasi usang” atau data kedaluwarsa. 

Dilansir dari Reuters, Selasa (23/3/2021), pejabat kesehatan secara terbuka mengkritik pembuatan obat tersebut karena menggunakan "informasi usang" untuk menunjukkan seberapa baik imunisasi tersebut bekerja.

Baca juga: AS: AstraZeneca Mungkin Pakai Informasi Usang di Uji Coba Vaksinnya

Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) dalam rilisnya menyatakan keprihatinannya bahwa AstraZeneca mungkin telah memasukkan informasi yang sudah kadaluwarsa dari percobaan tersebut.

Sehingga memungkinkan memberikan pandangan yang tidak lengkap tentang data khasiat kemanjuran vaksin.

"Kami mendesak perusahaan untuk bekerja sama dengan ahli independen (DSMB) untuk meninjau data khasiat dan memastikan data khasiat yang paling akurat dan terbaru dipublikasikan secepat mungkin," tulis rilis tersebut. 

Otorisasi dan pedoman penggunaan vaksin di Amerika Serikat akan ditentukan oleh Food and Drug Administration dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setelah peninjauan data secara menyeluruh oleh komite penasihat independen.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Telah Didistribusikan ke 7 Provinsi Ini...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com