KOMPAS.com - Selama ini menjalani pola makan vegetarian atau mengurangi konsumsi daging dinilai lebih sehat.
Dikutip dari Kompas.com (29/7/2016), peneliti dari University of Southern California menemukan orang-orang dengan pola makan kaya protein hewani, empat kali lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan dengan mereka yang makan daging dalam jumlah sedikit atau sedang.
Dengan mengurangi asupan daging, keju, dan telur, dan menggantinya dengan sayuran berkualitas tinggi, kacang-kacangan, dan biji-bijian, tubuh akan menjadi lebih sehat.
Baca juga: Demi Kebugaran Tubuh, Kak Seto Jadi Vegetarian sejak 2011
Sementara itu, adanya wabah virus corona Covid-19 kemudian menimbulkan pertanyaan, bisakah pola makan vegetarian mencegah seseorang terserang Covid-19?
Melansir dari Medical News Today, pola makan vegan atau pola makan nabati tidak bisa mencegah seseorang terinfeksi, namun pola makan ini bisa membantu terbentuknya sistem kekebalan yang sehat.
Kondisi itu pada glirannya membantu seseorang terhindar dari infeksi SARS-CoV2 dan menurunkan risiko keparahannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar seseorang mengonsumsi makanan diet seimbang untuk memperkuat daya tahan tubuhnya selama pandemi.
Hal tersebut termasuk makan-makanan segar yang belum diolah seperti sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Selain itu, WHO juga merekomendasikan untuk menghindari konsumsi lemak gula, dan garam, serta membatasi konsumsi daging merah 1-2 kali seminggu serta unggas 2-3 kali seminggu.
WHO juga menyarankan agar mengonsumsi tak lebih dari 160 gram daging dan kacang-kacangan setiap hari.
Pola makan dari WHO ini secara tidak langsung mengarah pada bagaimana sebaiknya pola makan nabati dikonsumsi.
Baca juga: Vidi Aldiano Pilih Jadi Vegetarian karena Hidup dengan Satu Ginjal
Pola makan nabati memiliki manfaat kesehatan termasuk baik untuk berat badan, metabolisme energi, dan peradangan sistemik.
Keuntungan tersebut bisa mendukung sistem kekebalan yang lebih sehat dan menurunkan risiko seseorang terkena dampak parah Covid-19.
Meski demikian, penting untuk diketahui bahwa pola makan nabati sebenarnya berbeda dengan menyebut seseorang sebagai vegan.