Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Pandemi, Bagaimana Ketersediaan Vaksin Covid-19 di Indonesia?

Kompas.com - 20/03/2021, 08:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberi izin penggunaan vaksin AstraZeneca, Jumat (19/3/2021).

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun, Niam Sholeh menjelaskan ada 5 dasar penetapan izin vaksin AstraZeneca, melalui konferensi pers virtual. Salah satunya yaitu mengenai ketersediaan vaksin.

"Adanya jaminan keamanan penggunaannya oleh pemerintah, serta pemerintah tidak memiliki keleluasaan memilih jenis vaksin Covid-19 mengingat keterbatasan vaksin yang tersedia," kata Niam.

Seperti diketahui, Indonesia mendapat vaksin Covid-19 sebanyak 20 persen dari jumlah penduduk melalui fasilitas Covax yang dinaungi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Ramai soal AstraZeneca, Bisakah Vaksin Sebabkan Penggumpalan Darah?

Lantas, bagaimana ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia?

Ketersediaan vaksin

Melalui konferensi pers terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan mengenai ketersedian vaksin di Indonesia mendapat akses vaksin yang cukup.

"Saya mengucapkan syukur karena rakyat Indonesia dapat mendapatkan akses ke vaksin dengan jumlah yang cukup," kata Budi, melalui YouTube Perekonomian RI, Jumat (19/3/2021).

Akan tetapi, Budi mengingatkan bahwa jumlah ketersediaan vaksin di Indonesia sampai Juni 2021 hanya sekitar 80 sampai 90 juta dosis dari total kebutuhan sekitar 426 juta dosis.

"Kita mesti sadari bahwa sampai bulan Juni, hanya sekitar 80 sampai 90 juta dosis vaksin yang akan kita terima, atau sekitar 24 persen dari kebutuhan," jelasnya.

Baca juga: Peringatan Interpol, Kasus Vaksin Palsu Covid-19, dan Kejahatan Pandemi Lainnya...

Menjaga laju vaksinasi

Melihat keterbatasan vaksin di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, maka Budi mengimbau agar masyarakat tidak berekspektasi terlalu tinggi.

"Sehingga tolong kita mesti menjaga ekspektasi masyarakat agar tidak terlampau tinggi untuk bisa segera disuntik," katanya lagi.

Berdasarkan Satu Data Vaksinasi Covid-19, sampai pada Kamis (18/3/2021) pukul 20.00 WIB, target vaksinasi tahap 1 sudah berjalan 12,29 persen, sedangkan tahap 2 yaitu 5,13 persen.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Budi menjelaskan pemerintah tidak bisa terlalu terburu-buru melakukan penyuntikan karena perlu menjaga laju vaksinasi. Hal ini karena keterbatasan vaksin.

"Bukannya kita tidak mau cepat-cepat, tapi kalau vaksinnya habis kemudian masyarakat menunggu, akan jadi lebih resah," ucap Budi.

Ia memberi gambaran, jika penyuntikan vaksin dilakukan terburu-buru maka pasokan vaksin bisa habis dalam waktu 2 minggu.

"Laju penyutikannya kita enggak akan buru-buru naik ke 1 juta, karena nanti habis nanti vaksinnya dalam 2 minggu, padahal kita masih punya 2 bulan," terangnya.

Baca juga: Melihat Penanganan Covid-19 di India...

Peresiapan semester kedua

Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa ketersediaan vaksin di semester kedua kemungkinan besar jumlahnya akan melonjak.

"75-76 persennya, hampir sekitar 330 jutaan itu akan datang di semester kedua," tutur Budi.

Maka, pada fase penyuntikan ini bisa menjadi latihan bagi seluruh elemen yang terlibat dalam menciptakan kekebalan kelompok melalui vaksinasi.

"Jadi sekarang kita sedang melatih bagaimana kita mampu meningkatkan phase penyuntikan kita," katanya.

Adapun terdapat beberapa persiapan yang perlu dipikirkan untuk menghadapi lonjakan vaksinasi di semester kedua, seperti vaksinator dan lokasi penyuntikan.

"Vaksinatornya cukup, kemudian lokasinya sudah dipersiapkan, nanti pada saat semester kedua itu akan naik malah harus di atas 1 juta. Mungkin sampai 1,5 juta suntikan per date," jelas Budi.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 17 Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com