Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Sopir Avanza Tewas Diamuk Massa, Mengapa Orang Mudah Terprovokasi?

Kompas.com - 17/03/2021, 20:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua orang pria diamuk massa di kawasan Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (14/3/2021), setelah menyenggol pengemudi sepeda motor.

Diberitakan Kompas.com, Senin (15/3/2021) salah seorang korban, RAN (38), pengemudi mobil Toyota Avanza yang menyenggol sepeda motor itu, tewas setelah mengalami luka berat di sekujur tubuhnya.

Satu korban lainnya, penumpang berinisial MS (33) mengalami luka-luka, namun nyawanya masih bisa diselamatkan.

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, AKP Ardiansyah Rolindo, mengatakan, kedua pria itu menjadi korban amukan massa karena diteriaki maling, setelah mobil yang mereka kendarai menyenggol seorang pengendara motor hingga jatuh.

"Padahal mereka bukan maling. Mereka (korban) orang baik-baik bekerja sebagai pemasang CCTV dan hendak ke Bukittinggi," kata Ardiansyah.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Artis TikTok di Madiun, Mengapa Para Remaja Cenderung Abai Prokes Saat Kasus Covid-19 Terus Meningkat?

Kronologi kejadian

Ardiansyah mengatakan, pengeroyokan bermula dari mobil Toyota Avanza yang dikemudikan korban menyenggol sepeda motor.

Setelah itu, korban menghentikan kendaraannya dan turun dari mobil untuk melihat kondisi pengendara sepeda motor.

Ardiansyah mengatakan setelah korban turun dan mengecek kondisi pengendara sepeda motor, korban kemudian pergi, dan selanjutnya diteriaki maling oleh pengemudi sepeda motor.

Baca juga: Berkaca dari Kasus WhatsApp dan Eiger, Bagaimana Seharusnya Brand Menyikapi Karakteristik Pengguna Medsos?

"Korban awalnya turun dari mobil dan melihat kondisi pengemudi sepeda motor yang disenggol. Tapi selanjutnya korban pergi sehingga diteriaki maling," kata Ardiansyah.

Mendengar teriakan dari pengendara sepeda motor, massa yang cukup ramai saat itu mengejar korban dan kemudian menganiaya dengan cara memukul dan menginjak korban.

"Korban mengalami luka-luka di tubuhnya. Korban RAN mengalami luka berat dan kemudian dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong," kata Ardiansyah.

Baca juga: Berkaca dari Airlangga Hartarto, Bisakah Orang yang Belum Terinfeksi Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com