Manila memperketat pembatasan sosial untuk pencegahan penyebaran virus corona dalam upaya untuk mengatasi lonjakan kasus baru Covid-19.
Hanya mereka yang berusia 18-65 tahun yang akan diizinkan keluar dari rumah mereka, kata Otoritas Pembangunan Metro Manila dalam sebuah pernyataan, dengan mengutip kesepakatan di antara para wali kota.
Perluasan cakupan batas usia itu diberlakukan setelah lima bulan pihak berwenang mengizinkan orang berusia 15 hingga 65 tahun untuk bepergian dalam upaya menghidupkan lagi ekonomi.
Filipina akhir tahun lalu mulai melonggarkan salah satu penguncian terpanjang dan terketat di dunia meskipun aturan bahwa siapa pun yang berusia di bawah 15 tahun harus tetap tinggal di dalam rumah tetap berlaku di Manila.
Selengkapnya, baca di sini.
Baca juga: Filipina Laporkan Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona yang Terdeteksi di Brazil
Negara di Amerika Selatan, Brasil, melaporkan tambahan 2.841 pasien yang meninggal dunia akibat virus corona pada Selasa (16/3/2021).
Penambahan tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi hingga sejauh ini menjelang dilantiknya Menteri Kesehatan baru Brasil Marcelo Queiroga.
Queiroga meminta warga Brasil untuk memakai masker dan mencuci tangan, tetapi berhenti mendukung jarak sosial atau penguncian untuk menghentikan penyebaran virus.
"Ini adalah langkah-langkah sederhana tetapi penting, karena orang-orang dengan tindakan ini dapat menghindari penutupan ekonomi negara," kata Queiroga.
Penunjukan resmi Queiroga, yang berkampanye untuk Presiden Jair Bolsonaro pada 2018 dan bertugas di tim transisi, diharapkan pada Rabu (17/3/2021).
Selengkapnya, baca di sini.
Baca juga: Update Corona Global 13 Maret: 5 Negara Kasus Terbanyak | Brasil Alami Gelombang Kedua
Perempuan hamil yang divaksinasi Covid-19 dapat memberikan perlindungan kepada bayinya, menurut sebuah studi baru di Israel.
Menurut penelitian yang dilakukan pada Februari, antibodi terdeteksi pada 20 wanita yang diberikan dosis vaksin Pfizer/BioNTech selama trimester ketiga kehamilan dan pada bayi baru lahir, melalui transfer plasenta.
"Temuan kami menyoroti bahwa vaksinasi perempuan hamil dapat memberikan perlindungan ibu dan bayi dari infeksi SARS-CoV-2," kata penelitian tersebut dikutip dari Reuters, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Setelah Suntik Vaksin Terasa Peradangan pada Tubuh, Ahli Sebut Kurang Tidur
Temuan oleh para peneliti dari Hadassah Medical Center Yerussalem itu dibagikan di medRxiv-layanan distribusi online untuk naskah penelitian yang tidak diterbitkan dan belum ditinjau sejawat.
Kemudian, temuan tersebut dihasilkan dari penelitian berskala kecil.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengukur efek vaksinasi pada berbagai tahap kehamilan, dan keamanan serta kemanjuran berbagai vaksin yang sekarang tersedia.
Selengkapnya, baca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.