Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Ketika HB IX Berkisah tentang Penampakan Sultan Agung

Kompas.com - 16/03/2021, 09:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Politik devide et impera VOC ini yang membuat pertikaian antar saudara dalam kerajaan Mataram dan kerajaan dipecah-pecah. Mataram terpecah setelah perjanjian Giyanti, 13 Frebuari 1755.

“Ya, ya, ya, ya,” itulah kata yang selalu muncul dari Anneke.

Seorang pejabat Kementrian Luar Negeri Belanda lainnya yang ikut mengantar para wartawan Indonesia, sempat berkata dalam canda, “Politik devide et impera itu adalah bagian dari strategi besar VOC menghadapi persaingan ketat di Hindia Belanda saat itu.

BUMN dan VOC

Selasa, 2 Maret 2021 lalu, ketika saya kontak telepon Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998 - 2005, Ahmad Syafii Maarif (Buya), kami antara lain membahas masalah korupsi saat ini di Indonesia.

Buya menghubungkan korupsi di sebuah anak perusahaan BUMN yang bergerak di bidang BBM sebagai warisan dari VOC.

Buya (83) yang tinggal di Sleman, Yogyakarta, antara lain juga mengatakan, seandainya Nusantara ini berada di dekat gurun Shara Afrika, udah “kukut” (bahasa Jawa artinya bubar) seperti VOC.

BUMN tentu tidak sama dengan VOC. BUMN, Badan Usaha Milik Negara terkait erat dengan pemerintah RI. Sedangkan VOC adalah perhimpunan kelompok-kelompok pedagang yang direstui oleh negara Belanda. VOC bubar pada akhir Desember 31 Desember 1799, antara lain karena korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Tapi VOC telah banyak menyumbang untuk kemakmuran Belanda. Oleh karena itu, Pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan penjajahan di Nusantara hingga tahun 1945 dan berusaha selama empat tahun untuk balik menguasai Indonesia (sampai 1949).

Kembali ke kisah penampakan dan kesaktian Sultan Agung setelah beliau wafat dan dimakamkan di Imogiri, sebagaimna diceritakan oleh HB IX.

Menurut HB X, suatu hari Gubernur Hindia Belanda untuk wilayah Yogyakarta Lucien Adam mengunjungi makam raja-raja Mataram di Imogiri. Sebelumnya, Sultan Hamengkubuwono ke-VIII (ayah HB IX) telah memberi tahu Gubernur Adam agar mengenakan pakaian adat keraton Jawa seperti aturan yang ada sejak lama.

Tapi Gubernur Adam tidak mengikuti tatacara berpakaian yang telah ditentukan. Ia tetap mengenakan pakaian gubernur Belanda.

Ketika ia sedang menaiki tangga untuk sampai ke pemakaman, seorang pegawainya memberi tahu bahwa putera gubernur mengalami kecelakaan. Sang Gubernur terpaksa turun tangga makam dan mendatangi tempat kecelakaan anaknya.

Penampakan Sultan Agung 

Suatu hari, setelah kemerdekaan RI tahun 1945, seorang komandan tentara minta izin mendapatkan tempat pertemuan “para orang pinter”.

Sultan HB IX menunjuk wilayah sekitar Ambarukmo. Salah seorang “pinter” itu mengatakan sesuatu kepada Sultan HB X.

Orang itu, kata Ngarso Dalem, memberi tahu, “....Menurut wisik (bisikan gaib) yang ia dapat, saya (Sultan HB IX) harus memberikan dua kali pengurbanan demi keselamatan Republik ini.”

Pengurbanan pertama, kata Ngarso Dalem, adalah tumbal dua ekor ayam jago kembar berjalu (susuh atau taji) kuning yang ditempatkan di barat daya keraton.

Pengurbanan kedua, kata “orang pinter” itu, harus menemukan seekor ayam hitam mulus (seluruhnya hitam) dan seekor ayam jantan putih mulus (seluruhnya putih) yang ada di kaki Gunung Wilis, Jawa Timur.

Menurut Sultan HB IX, “orang pinter” itu mendapat wisik dan penampakan dari orang yang berperawakan tinggi, berjubah hijau, mengenakan ubel-ubel cinde (kain tenun penutup kepala berwarna merah putih).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com