Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Fenomena Langit Berwarna-warni Disebut Pelangi Api, Apa Itu?

Kompas.com - 12/02/2021, 13:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video mengenai langit terlihat berwarna-warni viral di aplikasi berbagi video TikTok.

Penampakan tersebut, salah satunya diunggah oleh akun TikTok@el_donz.

Dalam unggahannya terlihat adanya warna-warni di langit, kemudian sejumlah orang terlihat mengabadikan hal tersebut melalui kamera handphone.

Fenomena alam terjadi ketika sedang berlangsung pemilukada di Manado #fyp #fyp? #milenialODSK #pemilukada2020 #manado," tulisnya.

Baca juga: Viral, Foto Masker Berlogo Khusus Tunarungu, Apa Artinya dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Video yang menggambarkan langit tampak berwarna-warni tersebut diunggah pada 9 Desember 2020. Namun hingga kini, sejumlah warganet masih terlihat memberikan komentarnya.

Unggahan tersebut pada Jumat (12/2/2021) siang telah dilihat lebih dari 170 ribu kali, disukai lebih dari 30,8 ribu pengguna dan mendapatkan 814 komentar.

Sejumlah netizen menilai fenomena tersebut adalah “Pelangi Api”.

“Itu namanya pelangi api, cari aja di google,” ujar akun dengan nama Brian.

“Ini fenomena alam dpe nama fire rainbow,” ujar akun Don’tHaveCrushOnMe.

“Widi pelangi api... jarang x lihat” beginian,” tulis akun dengan nama Roni Yusuf Siregar.

Baca juga: Tak Ada Mendung Tak Ada Petir, Kok Bisa Ada Suara Dentuman?

@el_donz

Fenomena alam terjadi ketika sedang berlangsung pemilukada di Manado ##fyp ##fyp? ##milenialODSK ##pemilukada2020 ##manado

? original sound - Raymond Salgado

Lantas benarkah fenomena tersebut disebut dengan fenomena pelangi api?

Peneliti atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) Lapan, Wendi Harjupa menjelaskan fenomena tersebut memang pelangi api (fire rainbow).

Fire rainbow atau bahasa ilmiahnya circumhorizontal arcs terjadi karena interaksi cahaya matahari dengan partikel air atau es yang ada di awan,” ujar Wendi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/2/2021).

Wendi mengatakan, besar ukuran partikel air atau es yang terkena cahaya matahari akan menghasilkan warna yang beragam.

Akan tetapi jika ukuran tersebut lebih besar dari ukuran gelombang cahaya matahari, maka rainbow tidak akan terjadi.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Adapun pelangi api memiliki sejumlah istilah seperti fire cloud atau cloud rainbow.

Munculnya pelangi api menurutnya tergantung pada arah datangnya cahaya matahari dan lokasi pengamatan.

Fire rainbow biasa terjadi pada posisi matahari lebih tinggi dari 58 derajat atau setelah jam 10 pagi,” katanya lagi.

Baca juga: Ramai soal Latihan Terbang Malam di Langit Yogyakarta-Klaten, Ini Penjelasan TNI AU

Adapun saat fenomena itu terjadi posisi matahari dan interaksinya dengan awan terlihat pada gambar berikut:

Ilustrasi pembentukan pelangi api (fire rainbow)Tim TREAK Ilustrasi pembentukan pelangi api (fire rainbow)

Wendi menilai, karena adanya hubungan antara sudut datang cahaya matahari dan sudut pandang maka biasanya peristiwa tersebut tidak bisa dilihat di tempat yang berbeda.

Baca juga: Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga

Apakah pelangi api sama dengan pelangi biasa?

Wendi menegaskan, secara teori sebetulnya hal tersebut sama.

“Secara teori sama, pelangi itu terjadi karena ada proses difraksi atau refraksi yang menjadi pembeda adalah struktur awan yang mengandung partikel air atau es,” katanya lagi.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, fenomena pelangi api adalah fenomena biasa dan bukan pertanda tertentu.

“Itu biasa. Hanya proses interaksi antara cahaya matahari dan partikel di atmosfer,” terangnya.

Baca juga: Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com