Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kwik Kian Gie dan Alasan Mengapa Penggunaan Buzzer Semakin Marak...

Kompas.com - 11/02/2021, 12:41 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Kalau pakai istilahnya Pak Kwik ini kan urusan pribadi diobrak-abrik. Doxing itu menjadi buzzer tidak alamiah dan mengganggu proses demokrasi, serta mengganggu pembentukan kebenaran. Jadinya membingungkan," ujarnya.

"Bahkan mungkin Pak Jokowi sendiri dengan peran buzzer yang berlebihan itu tidak mendapat informasi yang benar. Makanya, kemarin muncul informasi suruh kritik, kemudian masyarakat bilang nanti kena UU ITE, nanti diodal-adil sama buzzer, itu karena buzzer berperan berlebihan, tidak alamiah lagi," tambahnya.

Jika tidak digunakan sebagaimana mestinya, buzzer akan membiaskan kebenaran dan itu akan berbahaya bagi publik secara luas.

Baca juga: INFOGRAFIK: Apa Itu Doxing, Bagaimana Dampak dan Cara Mencegahnya?

Pasalnya, mereka memfabrikasi kebenaran yang tidak sesuai keadaan atau memalsukan realitas.

Meski pengguna buzzer secara sosial pendapatnya berpotensi didengar publik, mereka akan dicap sebagai warga negara yang tidak memliki visi untuk menjalankan demokrasi.

"Ada cap-cap etis bagi mereka," tutupnya.

Baca juga: Aisha Weddings, Pernikahan Usia Anak, dan Dampaknya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com