Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Tahu, Ini Penjelasan WHO soal Mitos dan Fakta Vaksin Covid-19

Kompas.com - 08/02/2021, 19:03 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan penjelasan mengenai fakta dan mitos yang beredar di masyarakat seputar vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi WHO Dr Kate O'Brien, Minggu (7/1/2021), melalui akun Twitter @WHO.

Ada banyak informasi yang beredar, salah satunya mengenai klaim bahwa vaksin Covid-19 disebut akan memengaruhi kesuburan dan perubahan DNA.

Bagaimana penjelasan WHO?

Pengaruh pada fertilitas

Ada rumor yang beredar bahwa vaksinasi Covid-19 dapat menganggu fertilitas atau kesuburan dalam menghasilkan keturunan.

Menanggapi informasi ini, Kate menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar atau mitos.

"Vaksin yang kami berikan tidak dapat menyebabkan infertilitas. Ini adalah rumor yang telah beredar tentang banyak vaksin yang berbeda dan rumor tersebut tidak benar," ujar Kate.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Menyebabkan Wanita Mandul

Mengubah DNA

Vaksin Covid-19 yang saat ini beredar merupakan vaksin berbasis mRNA. mRNA berfungsi memberi instruksi kepada tubuh untuk membuat protein.

Kebanyakan vaksin dikembangkan dengan memberikan protein atau memberikan komponen kecil dari virus yang kita coba divaksinasi.

Melalui pendekatan baru, mRNA dapat memberi instruksi pada tubuh untuk membuat bagian kecil itu dan kemudian sistem kekebalan alami akan meresponsnya.

Muncul mitos mengenai vaksinasi Covid-19 dapat mengubah DNA seseorang. Kate menyatakan bahwa informasi tersebut adalah mitos.

"mRNA tidak mungkin mengubah DNA sel manusia," kata dia.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin mRNA untuk Covid-19 Disebutkan Dapat Mengubah DNA Manusia

Diuji ketat

Kate juga mengatakan, faktanya vaksin Covid-19 sudah melalui uji klinis yang ketat, dengan komponen dan dosis yang aman untuk manusia.

Sebelum diberikan kepada manusia, vaksin diuji pada hewan.

Pengujian pada manusia juga dilakukan dengan puluhan ribu orang, hingga akhirnya diizinkan untuk digunakan bagi masyarakat umum.

"Keamanan adalah bagian terpenting dari uji klinis tersebut. Setiap vaksin telah melalui evaluasi keamanan untuk memastikan bahwa vaksin tersebut aman sebelum digunakan di masyarakat umum," kata Kate.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Sinovac untuk Kelinci Percobaan, Mengandung Boraks dan Formalin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com