Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Perbincangan soal Daendels, Berikut Sejarah Jalan Anyer-Panarukan

Kompas.com - 08/02/2021, 10:57 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial Twitter, sempat ramai perbincangan soal Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Keramaian tersebut muncul lantaran unggahan Twitter Teddy Septiansyah melalui akunnya @Teddyslfc. Ia mempertanyakan kebenaran mengenai sejarah pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan.

Pertanyaan tersebut ditanggapi oleh @mazzini_gsp. Hingga Senin (8/2/2021) pukul 07.00, lebih dari 51 ribu orang menyukai unggahan tersebut.

Bagaimana sejarah Daendels dan pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan?

Baca juga: Viral Video Paket Berserakan dan Disebut karena Mogok Karyawan, J&T Express: Bukan di Indonesia

Gubernur jenderal pertama

Herman Willem Daendels lahir pada 21 Oktober 1762, di Hattem, Gelderland, Belanda. Ia meninggal pada 2 Mei 1818, di Elmina, Gold Coast, wilayah tersebt sekarang disebut Ghana.

Dilansir dari Britannica, Daendels diangkat menjadi gubernur jenderal kolonial dan menguasai Asia pada tahun 1807 oleh Louis Bonaparte, yang saat itu menjadi Raja Belanda.

Pelantikannya dilakukan pada 28 Januari 1807 dengan dua tugas pokok, yaitu mempertahankan Pulau Jawa dan membenahi sistem administrasi.

Saat itu, Belanda tengah memperkuat pertahanan di Jawa sebagai basis militer Perancis untuk melawan pasukan Inggris di kawasan Samudra Hindia.

Ia mulai memerintah pada 1808, dan menjabat selama tiga tahun hingga 1811.

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di Ujung Barat Jawa Barat ke Panarukan di Ujung Timur Jawa Timur (kira-kira 1000 km).

Diberitakan Skola Kompas.com, berikut kebijakan Daendels dalam bidang politik dan pemerintahan:

  • Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat
  • Menmbagi pulau Jawa menjadi 23 karisidenan
  • Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah pemerintah kolonial
  • Membagai wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya, Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik

Pada bidang militer dan pertahanan, Daendels membangun benteng di pesisir, mendirikan pabrik senjata, membangun jalan raya Anyer-Panaurkan untuk memudahkan mobilisasi pasukan dan logistik perang.

Baca juga: Ramai soal Unggahan Foto Gubernur Jatim Khofifah Lepas Lovebird, Ini Kata Peneliti LIPI

Jalan Anyer-Panarukan

Dalam jurnal sejarah Paramita, berjudul Perkembangan Jalan Raya di Pantai Utara Jawa Tengah Sejak Mataram Islam Hingga Pemerintahan Deandels (2016), disebutkan, luas jalan yang dibangun Daendels selebar 7,5 meter.

Jalan raya tersebut dibatasi lapisan batu di dua sisinya, agar tidak terkikis air yang mengalir.

Setiap 1506,9 meter diberi tanda berupa paal atau tonggak dari batu. Paal tersebt berfugnsi sebagai tanda untuk memudahkan perawatan dan perbaikan jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com