Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana di Berbagai Daerah, Penting Perhatikan Pemenuhan Gizi di Pengungsian

Kompas.com - 07/02/2021, 20:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Apalagi jika orangtuanya tidak melek gizi, dikira justru yang disumbangkan itu makanan-makanan kemasan 'sehat' yang dibagi-bagi dan sedihnya jika Dinkes terkait ikut endorse," ujar Tan.

Selain pangan instan, Tan juga mengatakan, saat kondisi bencana tidak perlu ada sumbangan berupa produk susu.

Semua donasi berupa pengganti ASI, botol dan dot harus diawasi dan mendapat persetujuan dinas kesehatan setempat.

Pemberian produk pengganti ASI yang kurang tepat, retan menimbulkan risiko kontaminasi, diare, bahkan kematian.

Baca juga: BPBD Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi

Catatan soal pemenuhan gizi saat bencana

Tan menyebutkan, ada lima hal yang perlu diperhatikan terkait pemenuhan gizi saat bencana. Kelima hal tersebut adalah:

  1. Saat ini kepedulian terhadap bencana lebih banyak dari donatur maupun swadaya masarakat. Seharusnya, penanganan dan pemenuhan gizi jadi inisiaif dinas terkait.
  2. Dibutuhkan relawan gizi
  3. Menempatkan kader (contohnya PKK) sebagai tenaga inti
  4. Mendapat dukungan kepala desa, lurah, camat, bupati, bahkan gubernur
  5. Mendapat dukungan instansi terkait pengadaan tempat, sarana air bersih, dan pusat informasi bagi penduduk 

Selain itu, perlu diperhatikan mencari alternatif untuk mengganti makanan instan menjadi makanan yang lebih kaya gizi.

Makanan kaya manfaat yang dapat dikonsumsi dalam kondisi bencana, antara lain rebusan ubi-ubian, singkong, talas, dan pisang kepok.

Adapun untuk buah-buahan sebaiknya mengonsumsi buah yang belum dikupas, seperti jeruk, salak, dan manggis.

Camilan penuh gizi lainnya dapat berupa lepet kacang merah, lepet kacang tolo, telur pindang, atau roti sumbu (kukusan singkong ditaburi abon). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com