Dalam merintis usahanya, Ronny membeli dua mesin jahit, peralatan, dan sedikit bahan baku pembuatan tas dengan modal kurang dari Rp 1 juta.
Pada tahun 1979, nama Butterfly diubah menjadi Exxon, tapi nama ini digugat perusahaan Exxon Oil Amerika Serikat.
Nama tersebut kembali diubah menjadi Exsport (Exxon Sporty) hingga lahir merek lainnya seperti Eiger, yang dicetuskan sekitar tahun 1990, Bodypack, dan Neosack.
Dikutip dari situs Eiger, nama Eiger diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 sebagai produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan penggiat alam terbuka.
Nama Eiger sendiri terinspirasi dari Gunung Eiger berketinggian 3.970 mdpl dan menjadi “gunung tersulit didaki” ke-3 di dunia yang terletak di Bernese Alps, Swiss.
Baca juga: Tim Eiger Bakal Daki Gunung Berbahaya Hkakabo Razi di Myanmar
Kegigihan membuat usaha yang awalnya hanya berskala rumah tangga dengan ekonomi keluarga pas-pasan, kini mampu berkembang pesat
Ronny mampu membeli tanah seluas 6.000 meter persegi di kawasan Kopo, Kota Bandung, yang menjadi pabrik Eiger.
Jenis usaha pun terus berkembang, hingga mampu membuka outlive store di Jalan Setiabudi dan EST Store di Jalan Sumatera, Kota Bandung.
Pada tahun 1992, Ronny memperoleh penghargaan Upakarti Pemerintah Republik Indonesia atas usahanya menjalin kemitraan dengan para pengrajin tas.
Ronny memberikan modal pada awal usaha bagi belasan perajin lalu memberi tas yang diproduksi para perajin.
Baca juga: Ini Pernyataan Resmi Eiger Soal Surat Keberatan kepada YouTuber