Sikap ini pun menuai kritikan dari sejumlah pihak.
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyayangkan sikap Airlangga yang tidak terbuka.
Dicky menilai, tidak adanya pengumuman itu akan berkaitan dengan keterbukaan pemerintah kepada publik.
Baca juga: Epidemiolog: Sudah Ada 40.000-an Mutasi SARS-CoV-2
Oleh karena itu, ia kembali mengingatkan kepada pemerintah soal keterbukaan termasuk soal siapa saja pejabat yang terpapar Covid-19.
"Selalu disampaikan bahwa keterbukaan itu ya dimulai dari atau keteladanan dimulai dari pejabat publik atau tokoh. Kalau tidak terbuka ya bagaimana mau memberi imbauan," ujarnya.
Ia menekankan, tidak hanya para pejabat atau tokoh publik nasional saja yang harus menjaga keterbukaan soal Covid-19.
Senada dengan Dicky, pengamat kebijakan publik Agus Pambahio menyebut Airlangga telah memberi contoh yang salah kepada masyarakat.
"Ya, tidak memberi contoh yang baik. Kan kita minta kesadaran masyarakat untuk tadi selain 3M, lalu kalau kena segera ke puskesmas supaya diurus gitu kan agar tidak menular. Tapi, kan harusnya menteri itu men-declare, waktu itu saya kena," kata Agus.
Baca juga: Profil Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian
(Sumber: Kompas.com/Dian Erika Nugraheni, Nicholas Rtan Aditya, Tsarina Maharani | Editor: Dani Prabowo, Bayu Galih, Kristian Erdianto)