Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Erupsi Gunung Semeru | Syarat dan Kriteria Penerima BLT PKH

Kompas.com - 17/01/2021, 05:59 WIB
Sari Hardiyanto

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Sabtu (16/1/2021).

Informasi perihal erupsi Gunung Semeru mendominasi perhatian publik. Luncuran awan panas Semeru dilaporkan mencapai 4,5 kilometer.

Menurut laporan pengamatan visual sementara, terlihat asap meluncur ke arah tenggara yang diduga dari kawah Jonggring Kaloko berwarna kelabu pekat dalam volume yang besar.

Kendati demikian, status gunung yang berada di wilayah Kabuapten Lumajang dan Malang tersebut masih level II atau Waspada.

Selain soal erupsi Semeru, informasi perihal aplikasi pesan yang dapat dipergunakan selain WhatsApp, syarat dan kriteria penerima BLT PKH juga menyedot perhatian pembaca.

Ada pula soal studi tentang gejala Covid-19 yang dapat bertahan hingga 6 bulan.

Berikut berita terpopuler Tren, sejak Sabtu (16/1/2021) hingga Minggu (17/1/2021):

1. Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim) kembali erupsi pada Sabtu (16/1/2021) sore sekitar pukul 17.24 WIB.

Luncuran awan panas dilaporkan mencapai 4,5 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan guguran awan panas terjadi sampai dengan pukul 18.35.

Informasi selengkapnya soal letusan Gunung Semeru dapat disimak di berita berikut:

Gunung Semeru Meletus, Luncurkan Awan Panas Sejauh 4,5 Kilometer

2. Perbandingan Telegram dan Signal

Ilustrasi aplikasi perpesanan Telegram, Signal, WhatsAppNikkei Asia Ilustrasi aplikasi perpesanan Telegram, Signal, WhatsApp

Adanya kebijakan privasi baru WhatsApp yang mulai diberlakukan pada 8 Februari 2021 membuat sejumlah masyarakat dikabarkan berpindah ke lain hati menggunakan aplikasi pesan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com