Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Sebut 2020 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 16/01/2021, 20:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat mencatat bahwa tahun 2020 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah. 

Disebutkan, suhu permukaan rata-rata global bumi pada tahun 2020 setara dengan 2016 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat, menurut analisis NASA dalam laman resminya.

Para ilmuwan NASA di Goddard Institute for Space Studies (GISS) New York, mencatat suhu rata-rata global bertambah 1,02 derajat celcius, dari rata-rata suhu yang terjadi pada 1951-1980.

Baca juga: 2020 jadi Tahun Terpanas dalam Catatan Sejarah Iklim Bumi

Perubahan iklim

Penambahan suhu rata-rata ini membuat kondisi permukaan bumi menjadi lebih panas. Tujuh tahun terakhir telah menjadi tujuh tahun terpanas dalam catatan.

“Tahun ini telah menjadi contoh yang sangat mencolok tentang bagaimana rasanya hidup di bawah beberapa efek perubahan iklim yang paling parah yang telah kami prediksi,” kata Lesley Ott, ahli meteorologi NASA, dilansir dari The Guardian, pada Kamis (14/1/2021).

Karena metode yang digunakan sedikit berbeda, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (Noaa) menilai tahun 2020 sedikit lebih dingin dari tahun 2016.

Sementara Kantor Meteorologi Inggris juga menempatkan 2020 di posisi kedua. Program pengamatan iklim Uni Eropa menempatkan dua tahun dalam panas yang mematikan.

Baca juga: Indonesia Disebut Alami Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Penyebab bumi semakin panas

Peristiwa dan faktor yang menyebabkan peningkatan suhu secara global berbeda-beda setiap tahunnya.

Pada 2020, terbatasnya aktivitas global akibat pandemi Covid-19 mengurangi polusi udara di sejumlah wilayah.

Namun sinar matahari yang mencapai permukaan bumi, menghasilkan efek pemanasan yang kecil tetapi berpotensi signifikan.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Akhir-akhir Ini

Meski jumlah emisi karbon dioksida (CO2) berkurang, tetapi konsentrasi CO2 secara keseluruhan terus meningkat.

NASA juga menyebutkan mengenai kebakaran hutan di Australia, yang melahap 46 juta hektar lahan. Asap dan partikel lain dari peristiwa ini mencapai ketinggi lebih dari 18 mil di atmosfer.

Sementara itu, peristiwa lain yang menyebabkan peningkatan suhu ialah iklim periodik La Nina dan El Nino.

La Nina adalah siklus turunnya suhu permukaan laut di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah. Peristiwa ini menyebabkan meningkatnya curah hujan di wilayah Pasifik Ekuatorial Barat, termasuk Indonesia.

Sedangkan El Nino adalah siklus pertukaran panas yang terjadi secara alami antara laut dan atmosfer. Peristiwa ini menyebabkan meningkatnya siklus pertukaran panas yang terjadi secara alami antara laut dan atmosfer.

NASA memperkirakan peristiwa La Nina akan mempengaruhi suhu pada 2021 melebih yang terjadi pada 2020.

Baca juga: Gempa Majene, BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan hingga Tsunami

Dampaknya

Peningkatan suhu ini dapat membawa dampak jangka panjang perubahan iklim pada kehidupan manusia dan semua mahluk hidup di bumi.

Peningkatan suhu global membuat lapisan es di kutub mencair, permukaan laut menjadi naik, muncul gelombang panas yang lebih intens, dan mengganggu habitat tumbuhan dan hewan.

Krisis iklim dapat mengancam keselamatan dan kualitas hidup manusia. NASA menyarankan agar setiap manusia turut berperan dalam menjaga lingkungan.

Dapat dilakukan dengan cara penanaman heterogen, mengelola sumber daya air dengan bijak, dan selalu waspada menghadapi cuaca ekstrim.

Baca juga: Perbandingan Telegram dan Signal, dari Keamanan hingga Fitur yang Ditawarkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Berawal dari Cabut Gigi, Perempuan Ini Alami Infeksi Mulut hingga Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing 'Oren' Barbar

Ramai soal Kepribadian Kucing Ditentukan oleh Warna Bulunya, Pakar: Tidak Selalu Kucing "Oren" Barbar

Tren
8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com