Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 8 Bulan, China Kembali Laporkan Kematian akibat Covid-19

Kompas.com - 14/01/2021, 20:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China melaporkan kembali melaporkan kematian akibat Covid-19, Kamis (14/1/2021). Kematian ini merupakan yang pertama dalam delapan bulan terakhir.

Melansir Channel News Asia, Kamis (14/1/2021), laporan kematian tersebut muncul ketika Negeri Tirai Bambu itu berjuang untuk menahan terjadi kasus baru.

Tidak ada rincian yang diberikan Komisi Kesehatan Nasional China tentang kematian terbaru akibat virus corona, kecuali kasusnya terjadi di Hebei, di mana pemerintah telah mengunci beberapa kota di provinsi itu.

Sebagian besar wilayah di China telah mengendalikan virus corona setelah penguncian yang ketat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan.

Akan tetapi, beberapa pekan terakhir terjadi peningkatan jumlah kasus, terutama di wilayah Utara.

Baca juga: Selidiki Asal-usul Virus Corona, Tim Ilmuwan WHO Tiba di China

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan 138 kasus baru virus corona pada Kamis (14/1/2021), angka tertinggi sejak Maret 2020.

Sebanyak 124 kasus baru adalah infeksi lokal, 81 di antaranya tercatat di Provinsi Hebei, dekat Kota Beijing, dan 43 lainnya di Provinsi Heilongjiang di Timur Laut China.

Pekan lalu, otoritas berwenang meluncurkan uji coba massal dan menutup jaringan transportasi, sekolah, dan toko di Ibu Kota Hebei, Shijiazhuang, pusat wabah baru di China.

Kota Xingtai, berpenduduk 7 juta orang, juga telah dikunci sejak Jumat (8/1/2021) pekan lalu, seperti halnya Kota Langfang yang dihuni 5 juta jiwa.

Sementara, Provinsi Heilongjiang mengumumkan "keadaan darurat" pada Rabu (13/1/2021), dan meminta 37 juta penduduknya untuk tidak meninggalkan provinsi kecuali benar-benar mendesak.

Baca juga: Setahun Lalu China Umumkan Kematian Pertama Covid-19, Ini Kondisi Wuhan Sekarang

Gelombang baru infeksi terjadi menjelang liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, ketika ratusan juta orang biasanya melakukan perjalanan ke kota asal mereka.

Munculnya kembali kasus virus corona telah mendorong beberapa provinsi untuk mencegah perjalanan.

Jumlah kasus virus corona di China sekarang mencapai 87.844, sedangkan angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 4.635.

Sebelumnya diberitakan, tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah tiba di Wuhan, China untuk menyelidiki asal-usul virus corona pada Kamis (14/1/2021).

Mereka akan menyelidiki asal-usul virus mematikan tersebut setelah kasus Covid-19 pertama muncul di Wuhan pada Desember 2019.

Tim yang beranggotakan 10 ilmuwan itu mendarat di Wuhan untuk melaksanakan misi mereka yang sempat tertunda karena tidak diizinkan masuk oleh otoritas China.

Mereka bertemu dengan petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) dan menjalani tes swab pada saat kedatangan seperti dilansir dari SBS News, Kamis (14/1/2021).

Setelah itu, mereka dibawa ke sebuah hotel. Di hotel itu, mereka harus menyelesaikan karantina selama dua pekan sebelum memulai penyelidikannya.

Baca juga: Tim Peneliti WHO yang Akan Selidiki Asal-usul Virus Corona Ditolak Masuk ke China 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pencegahan Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com