Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda, Bagaimana Obat Tahu Bagian Tubuh yang Harus Disembuhkannya?

Kompas.com - 03/01/2021, 19:09 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat kondisi tubuh sedang kurang fit atau kepala pusing, minum obat merupakan salah satu solusi terbaik.

Apakah Anda pernah berpikir, bagaimana suatu obat tahu bahwa Anda sedang sakit kepala atau merasakan sakit lain?

Meski tampaknya obat membidik rasa sakit dan menyembuhkannya dengan cepat, tetapi obat-obatan sebenarnya tidak tahu ke mana harus pergi setelah kita meminumnya.

Obat-obatan dalam bentuk tablet, pil atau cairan memulai perjalanannya setelah ditelan.

Cara obat bekerja

Dikutip dari Science ABC, 28 Desember 2020, obat itu kemudian melakukan perjalanan melalui usus, tempat pemecahan dan penyerapan ke dalam aliran darah.

Sebuah 'jalan raya' khusus yang disebut vena portal hepatik membawa isi dari usus kecil ke hati melalui darah.

Di hati, pil akan dipecah menjadi komponen obat dan dilepaskan kembali ke aliran darah.

Karena semua organ dan jaringan tubuh disuplai dengan darah, obat ini menyebar ke mana-mana, tetapi ini tidak berarti obat tersebut akan bekerja di mana-mana.

Obat pada dasarnya adalah bahan kimia. Bahan kimia ini dirancang sedemikian rupa sehingga hanya menempel pada molekul protein tertentu di dalam tubuh yang dikenal sebagai reseptor.

Ada banyak jenis reseptor yang mungkin ada di permukaan atau bahkan di dalam sel.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Resep Obat Diklaim Bisa Dikonsumsi Pasien Covid-19 Tanpa ke RS

Setiap jenis reseptor memiliki bentuk yang berbeda, dengan setiap jenisnya memiliki kunci yang unik.

Dalam hal ini, obat adalah kuncinya. Obat menyebar ke seluruh tubuh dan mengikat ke reseptor jika cocok.

Misalnya, obat pereda nyeri Advil yang mengandung ibuprofen. Ibuprofen akan menempel pada resptor nyeri yang muncul saat mengalir.

Obat tersebut dapat melakukan tugasnya hanya setelah ia mengikat target. Ibuprofen memasuki sel dan memulai reaksi kimia yang pada akhirnya menghasilkan efek yang diinginkan.

Akan tetapi, sistem alami ini tidak selalu bisa diandalkan. Kadang-kadang, obat dapat mengikat reseptor selain target, terutama jika keduanya berbentuk serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com