Para pekerja yang ada di dalam caissons dijuluki 'sandhog'.
Mereka bekerja dengan sekop dan juga dinamit untuk menggali dasar sungai.
Baca juga: Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan Bunuh Diri di Sungai Han
Sandhog, bekerja keras di dalam cassions yang panas dan pengap, serta memiliki tekanan atmosfir dua kali lipat lebih besar dari tekanan atmosfir normal, karena udara terkompresi yang dipompa untuk menahan air keluar dan memungkinkan pekerja untuk bernapas.
Semakin dalam sandhogs menggali, semakin mereka mulai mengalami kelumpuhan otot yang aneh, bicara cadel, muntah, menggigil dan nyeri sendi yang luar biasa tajam serta kram perut saat naik ke permukaan.
Tanpa sepengetahuan para pekerja, gejala dari “penyakit caisson,” juga dikenal sebagai “the bends,” disebabkan oleh nitrogen yang menggelegak dalam aliran darah mereka yang disebabkan oleh penurunan tekanan atmosfer yang cepat ketika muncul kembali ke daratan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hagia Sophia Selesai Dibangun
Pada 22 April 1872, buruh asal Jerman, John Myers, menjadi buruh pertama yang meninggal karena penyakit caissons setelah menderita sakit perut dan pingsan di rumah setelah hari kedua di dasar sungai.
Delapan hari kemudian, orang Irlandia, Patrick McKay, meninggal setelah muncul kembali ke daratan, dan dalam sebulan Daniel Reardon, orang Irlandia lainnya, menyerah pada penyakit caissons.
Setelah kematian ketiga sandhog ini secara berurutan, Washington Roebling menangguhkan penggalian untuk menara Manhattan, karena khawatir hal itu dapat menyebabkan 100 kematian lagi.
Baca juga: Ramai soal Kencing Hitam Disebut sebagai Sebab Kematian Seseorang, Apa Itu?
Washington Roebling pada akhirnya juga menjadi salah satu korban pembangunan jembatan Brooklyn.
Dia mengalami kelumpuhan dan harus dibantu istrinya, Emily, yang bertugas mengawasi dan memberi instruksi bagi pekerja.
Baca juga: Kiprah Sukanto Tanoto, Pernah Bersaing di Bursa New York hingga Masuk Daftar Orang Terkaya
The incredible story of the woman who built the Brooklyn Bridge - https://t.co/ugVUj2CgYn #construction #engineering #architecture #BrooklynBridge #NewYork pic.twitter.com/3XYZmiQY1T
— The B1M (@TheB1M) December 28, 2020
Ketika jembatan Brooklyn akhirnya selesai dibangun, Emily menjadi orang pertama yang melintasi jembatan, dengan menaiki kereta kuda menyeberang dari sisi Brooklyn, sambil membawa ayam jantan sebagai simbol kemenangan.
Melansir Britannica, hari pembukaan jembatan, 24 Mei 1883, ditandai dengan banyak perayaan dan dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat, Chester A. Arthur.
Saat diresmikan, jembatan Brooklyn memiliki panjang 486 meter dan menjadi jembatan yang terpanjang di dunia, hingga penyelesaian jembatan kantilever Firth of Forth di Skotlandia pada 1890.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS John F Kennedy Tewas Ditembak
Menara jembatan Brooklyn dibangun dari batu kapur, granit, dan semen.
Deknya, didukung oleh empat kabel baja, untuk menyokong kepadatan lalu lintas mobil dan pejalan kaki.
Kemegahan jembatan Brooklyn, menjadi inspirasi bagi banyak penyair, seperti Walt Whitman, Hart Crane, dan Marianne Moore, serta banyak fotografer dan pelukis, termasuk Joseph Stella, John Marin, Berenice Abbott, dan Alfred Eisenstaedt.
Sejak pembangunannya, jembatan ini telah menjadi landmark penting Kota New York, sebagai pencapaian arsitektur luar biasa yang masih dipuja di seluruh dunia.
Jembatan Brooklyn juga telah ditetapkan sebagai National Historic Landmark oleh U.S. National Park Service.
Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.