Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 UGM yang Akurasinya Disebut Capai 75 Persen

Kompas.com - 27/12/2020, 12:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dalam uji diagnostik itu, setiap orang akan diambil dua kali sampel napasnya sehingga total ada 3.200 sampel yang akan diperiksa.

Uji diagnostik GeNose akan dilakukan di 9 rumah sakit (RS) di sejumlah kota di Indonesia.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Beberapa rumah sakit itu berlokasi di DIY, misalnya RS Umum Pusat Dr Sardjito, RS Akademik UGM, RS Bhayangkara Polda DIY, RS Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bambanglipuro di Kabupaten Bantul, dan RS Pusat Angkatan Udara Hardjolukito.

Uji diagnostik GeNose itu juga sekaligus menjadi uji klinis tahap kedua.

Sebelumnya, GeNose telah menjalani uji klinis tahap pertama di RS Bhayangkara Polda DIY dan RSLKC Bambanglipuro.

Dalam uji klinis itu, tim peneliti menggunakan GeNose untuk memeriksa 615 sampel napas dari 83 pasien, yakni 43 pasien positif Covid-19 dan 40 pasien negatif Covid-19.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Muhammadiyah Didirikan di Yogyakarta, Bagaimana Awal Mulanya?

Cara kerja GeNose

Masih dari Harian Kompas, berbeda dengan alat deteksi Covid-19 lainnya, GeNose menggunakan embusan napas untuk penentuan infeksi Covid-19 atau tidak.

Hasil pemeriksaan alat yang menggunakan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) itu diklaim bisa selesai dalam waktu sekitar 80 detik.

Kuwat mengatakan pola embusan napas seorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19

Kuwat menyebut, virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh seseorang akan menghasilkan volatile organic compounds atau senyawa organik mudah menguap yang khas.

Senyawa organik mudah menguap itu juga terdapat dalam embusan napas seseorang.

Kuwat memaparkan, GeNose dilengkapi beberapa sensor yang bisa membentuk pola tertentu saat mendeteksi senyawa organik mudah menguap dari embusan napas.

Baca juga: Virus Corona Dapat Bertahan di Plastik dan Stainless Steel hingga 3 Hari

 

Pola yang terbentuk itu bisa dibedakan berdasarkan kondisi kesehatan seseorang.

Oleh karena itu, pola yang terbentuk dari embusan napas seorang yang terinfeksi Covid-19 akan berbeda dengan pola embusan napas orang sehat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com