Halte Sedekah berlokasi di dua tempat, yakni depan balai desa Palbapang dan di depan balai desa Kebonagung.
“Setiap sesuatu yang termakan oleh orang lain pastilah ada pahala yang akan terus mengalir,” Sujiyati, founder Komunitas Katupadumai dikutip dari Kitabisa.
Lurah Palbapang, Sukirman mengatakan, Halte Sedekah ini merupakan inisiatif ibu-ibu peduli sosial dan kemiskinan dari komunitas bernama Kamu dan Aku Bersatu Padu untuk Damai (Katupadumai) dari Kelurahan Palbapang, kabupaten Bantul, DIY.
Baca juga: Video Viral Ular Hijau Melingkar di Samping Rumah Warga, Apa Jenisnya dan Berbahayakah?
Halte sedekah yang telah berjalan sekitar 3 bulan tersebut menyediakan bahan-bahan makanan pokok, nasi, atau bahan makanan yang boleh dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
"Penyedia bahan-bahan pokok adalah Komunitas Katupadumai, tetapi donasi juga boleh disediakan oleh pihak manapun," ungkap Sukirman ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/12/2020).
Bungkusan kantung plastik yang diletakkan di Halte Sedekah tidak hanya bahan-bahan makanan pokok saja. Setiap hari Jumat, terdapat istilah "Jumat Berkah" yang menambahkan sayur-sayuran ke dalam bingkisan.
Sukirman pun menambahkan bahwa bahan makanan yang disediakan Halte Sedekah diperuntukkan bagi kaum dhuafa atau warga dengan ekonomi lemah.
Akan tetapi, apabila warga lain yang membutuhkan juga diperbolehkan mengambil bahan makanan asalkan masih ada stoknya.
"Tujuan utamanya shodaqoh, berbagi pada orang yang kurang mampu. Tapi praktiknya siapapun boleh mengambil," papar Sukirman.
Baca juga: Beredar Tangkapan Layar soal Penerimaan Mahasiswa Baru PKN STAN 2021, Ini Faktanya
Kondisi pandemi Covid-19 membuat semua orang bahu-membahu memberi perhatian pada sesama. Banyak di antara mereka yang berbagi harta, tenaga, dan pikiran sebenarnya terdampak corona, bahkan kehilangan pendapatan.
Namun, perasaan senasib menjadikan rakyat Indonesia bergerak saling membantu.
”Situasi prihatin ini disikapi masyarakat secara positif,” kata Ketua Program Studi Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran Risna Resnawaty, dikutip dari Harian Kompas, Selasa (16/8/2020).
Ketidakjelasan masa depan yang dipicu pandemi, menurut Risna, melunturkan egoisme masyarakat yang muncul dalam kondisi normal.
Inilah rakyat Indonesia, sifat sejati warga +62. Ajaran agama dan budaya lokal dari beratus suku bangsa menjadi pengikat anak bangsa untuk peduli dan saling membantu saudara mereka.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Afrika Selatan, Diduga Picu Gelombang Kedua Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.