Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Akan Lakukan Uji Coba Gabungan Vaksin Oxford dan Sputnik V

Kompas.com - 16/12/2020, 06:04 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan Inggris dan Rusia direncanakan akan menggabungkan suntikan vaksin virus corona Oxford/AstraZeneda dan Sputnik V untuk menguji perlindungan yang dihasilkan.

Uji coba akan dimulai pada akhir tahun, didanai oleh Russian Direct Invesment Fund (RDIF), yang juga mendanai pengembangan vaksin Sputnik V produksi Gamaleya Rusia.

RDIF menuturkan, telah menghubungi AstraZeneca mengenai kemungkinan penggabungan vaksin pada 23 November lalu.

"Keputusan AstraZeneca untuk melakukan uji klinis menggunakan salah satu dari dua vektor Sputnik V guna meningkatkan kemanjuran vaksinnya merupakan langkah penting menyatukan upaya dalam memerangi pandemi," kata Kepala Eksekutif RDIF Krill Dmitriev seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (12/12/2020).

AstraZeneca menegaskan, pihaknya tengah mempertimbangkan penilaian kombinasi berbagai vaksin dan akan segera memulai penjajakan dengan Gamaleya Institute terkait keberhasilan penggabungan vaksin keduanya.

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Vaksin yang dikembangkan

Vaksin Oxford/AstraZeneca dan suntikan Sputnik V Rusia menggunakan versi modifikasi dari adenovirus, virus flu biasa.

Vektor virus dari gen penyebab penyakit dihilangkan dan dimodifikasi untuk membawa instruksi genetik, membuat protein lonjakan virus corona yang diteruskan ke sel manusia.

Protein lonjakan virus corona yang diproduksi akan memicu respons kekebalan yang melindungi terhadap penyakit Covid-19.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

Masalah potensial dari vaksin ini adalah kekebalan anti-vektor, yakni jika sistem kekebalan sebelumnya telah menemukan jenis adenovirus yang digunakan dalam vaksin, kemungkinan akan dihancurkan sebelum vaksin dapat memicu respons kekebalan.

Hal tersebut membuat kelompok peneliti Universitas Oxford memilih menggunakan adenovirus simpanse dibandingkan manusia.

Akan tetapi, kekebalan anti-vektor juga dapat mengurangi keefektifan suntikan penguat, jika melibatkan penyuntikan virus yang sama untuk kedua atau ketiga kalinya. Mencampur vaksin yang berbeda dapat memberikan solusi.

Baca juga: Selain Inggris, Berikut Negara yang Telah Izinkan Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer

Konsep penggabungan vaksin

Konsep penggabungan vaksin dikenal sebagai heterologous prime-boost, telah digunakan dalam program vaksinasi penyakit lain

Berbeda dengan vaksin AstraZeneca, Sputnik V menggunakan dua vektor adenovirus manusia yang berbeda untuk mencoba memicu respons imun yang lebih kuat dan jangka panjang.

Vaksin Sputnik V diklaim mempunyai kemanjuran lebih dari 95 persen, sebanding dengan vaksin yang dikembangkan Pfizer dan Moderna.

Baca juga: Saat Rusia Memulai Vaksinasi Sputnik V di Moskow...

Kendati begitu, belum diketahui secara pasti komponen yang akan diuji bersama dengan vaksin AstraZeneca.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham mengatakan, uji coba vaksin AstraZeneca yang dikombinasikan dengan suntikan Pfizer kemungkinan besar akan dimulai pada Januari.

"Ini berkaitan dengan mencoba memicu tanggapan kekebalan dan respons daya tahan," kata Bingham.

Baca juga: Vaksin Virus Corona dari Rusia Sputnik V, Bagaimana Cara Kerjanya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com