Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB ID) per 28 November 2020 pukul 00.00 WIB, terdapat 180 dokter di Indonesia yang gugur akibat pandemi Covid-19.
Data dari Tim Mitigasi PB IDI, TS yang meninggal akibat covid-19 terus bertambah. Penularan di komunitas terus meningkat dan kita belum tau kapan akan berakhir. pic.twitter.com/9eD6JEl9GW
— PB IDI (@PBIDI) November 29, 2020
Dikutip dari Kompas.com, 31 Agustus 2020, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, terus bertambahnya dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah kerugian besar bagi Indonesia.
Dia mengungkapkan, berdasarkan data Bank Dunia, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
Baca juga: IDI Sebut Tak Kurang dari 180 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19
Selain itu, kehilangan ini juga merugikan Indonesia dalam hal investasi sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan.
"Padahal kita sedang berperang maraton melawan Covid-19. Kehilangan tenaga medis adalah salah satu sinyal serius, yakni betapa masih lemahnya kita dalam program pengendalian pandemi," ungkap Dicky.
Sebagai upaya untuk mencegah penularan virus corona semakin meluas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengambil kebijakan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Namun, PJJ rupanya menghadirkan sejumlah permasalahan yang harus dihadapi, baik oleh tenaga pendidik maupun siswa, terutama terkait dengan infrastruktur.
Permasalah tersebut antara lain, ketersediaan listrik dan jaringan internet. Selain itu, tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki gawai sebagai sarana untuk mengikuti PJJ.
Dikutip dari Kompas.com, 13 Juli 2020, pengamat pendidikan Darmaningtyas menilai, PJJ tidak akan mungkin berjalan dengan baik.
"Sudah dapat dipastikan tidak akan bisa berjalan baik, omong kosong kalau ada pejabat Kemendikbud bilang PJJ dapat berjalan baik. Pasti asal jalan atau asal-asalan saja,"
Sementara itu, mengutip Harian Kompas, Senin, 13 Juli 2020, pembelajaran jarak jauh bagi para siswa tidak dapat terlaksana di daerah-daerah pelosok Indonesia.
Tercatat, ada lebih dari 47.000 satuan pendidikan yang tidak memiliki akses listrik serta internet.
Baca juga: Indonesia Resmi Resesi, Ini Bedanya dengan Krisis dan Depresi Ekonomi
Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi yang ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus mencapai 3,49 persen (year on year/yoy).
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, seperti diberitakan Kompas.com, 5 November 2020.
“Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen," kata Suhariyanto.