Apa hubungannya? Sabu dapat memengaruhi seseorang dalam berpikir dan mengabaikan risiko.
Oleh karena itu, mereka akan lebih mudah terlibat dalam suatu tindakan yang berisiko, salah satunya melakukan hubungan seks bebas atau seks yang tidak aman.
Ini adalah salah satu jalan masuk virus HIV, penyebab AIDS.
Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS
Sementara risiko kedua dari sabu adalah bagi kesehatan mental penggunanya.
Si pengguna bisa mengalami rasa cemas dan bingung yang tidak diketahui sebabnya.
Mereka para pengguna juga bisa mengalami sulit tidur, suasana hati yang berubah-ubah, dan tanpa disadari memicu dia menjadi bersikap kasar.
Baca juga: Napi Kendalikan Bisnis Narkoba, Mengapa Hal Ini Kerap Terjadi?
Bukan hanya pada orang lain, sikap kasar ini juga bisa ditujukan pada diri mereka sendiri.
Selebihnya, pengguna bisa memiliki rasa halusinasi dan paranoid.
Mereka seolah-olah bisa mendengar dan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
Baca juga: Kembali Ditangkap karena Kasus Narkoba, Berikut Perjalanan Hidup Tio Pakusadewo
Ternyata belum berhenti di sana, bahaya dari penggunaan sabu juga akan muncul saat pengguna mencoba untuk berhenti mengonsumsinya.
Melansir American Addiction Centers, sejumlah efek juga akan dirasakan para pengguna yang mencoba menghentikan konsumsi sabu ke dalam tubuhnya.
Mulai dari kelelahan, insomnia, kelaparan, murung, hingga ingin mendapatkan obat atau zat yang sedang dijauhi.
Baca juga: Video Rendang Berisi Narkoba Ternyata di Nigeria, Ini Penjelasannya...
Semua itu bisa terjadi dalam taraf ringan hingga parah, tergantung lama konsumsi sabu seseorang.
Terkait dengan banyaknya artis yang terjerat narkoba, sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menganggap fenomena itu sebagai eclective affinity.