Diketahui, film tersebut mencakup jumlah area yang sama dengan tetesan, dengan radius dan sudut awal kecuraman yang sama.
Satu-satunya pengukuran yang berubah adalah ketinggian vertikalnya.
Awalnya, bentuk tetesan berupa lingkaran atau dimensi bola. Kemudian setelah tetesan menempel di permukaan, bentuknya akan memipih dan menyerupai pancake.
Data dari studi yang dipublikasikan di Physics of Fluids menemukan bahwa ketebalan lapisan berpengaruh pada lamanya tetesan itu bertahan pada permukaan.
"Kejutan terbesar kami adalah pengeringan film nenometrik ini berada dalam urutan jam," ujar Bhardwaj.
"Ini menunjukkan, permukaan tidak sepenuhnya kering, dan film nanometrik yang perlahan menguap menyediakan media yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup virus corona," lanjut dia.
Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa virus dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu, perlu ditekankan untuk melakukan pembersihan permukaan secara teratur dan menyeluruh.
Baca juga: Cegah Corona, Berikut Panduan Membersihkan Elektronik, Cucian dan Permukaan Menurut CDC
Karena waktu bertahan hidup yang lebih lama dari virus berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terinfeksi, disarankan untuk mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh.
Seperti gagang pintu atau perangkat genggam, dan di dalam rumah sakit dan area lain yang rentan terhadap waba.
"Kami juga merekomendasikan pemanasan permukaan, karena bahkan suhu tinggi dalam durasi pendek, di mana suhu permukaan lebih tinggi dari suhu lingkungan, dapat membantu menguapkan film nanometrik dan menghancurkan virus," kata Agrawal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.