Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Probiotik Bisa Menurunkan Berat Badan? Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 24/11/2020, 07:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Terdapat bukti kuat yang mengaitkan obesitas dengan peradangan di seluruh tubuh. Sehingga, meningkatkan kesehatan lapisan usus, dapat mengurangi peradangan sistemik dan melindungi dari obesitas dan penyakit lainnya.

Secara khusus, penelitian telah menemukan bahwa jenis probiotik tertentu dari keluarga Lactobacillus, dapat membantu menurunkan berat badan dan lemak perut.

Dalam satu penelitian, makan yogurt dengan Lactobacillus fermentum atau Lactobacillus amylovorus mampu mengurangi lemak tubuh sekitar 3-4 persen selama 6 minggu.

Lactobacillus gasseri

Sejauh ini, dari semua bakteri probiotik yang diteliti, Lactobacillus gasseri menunjukkan beberapa efek yang paling menjanjikan pada penurunan berat badan.

Sejumlah penelitian pada hewan pengerat menemukan bakteri ini mempunyai efek anti-obesitas, dan penelitian pada orang dewasa menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Meski begitu, tak semua penelitian menemukan bahwa probiotik membantu menurunkan berat badan, bahkan sebaliknya.

Ditegaskan, efek probiotik pada berat badan bergantung pada spesies dan strain yang digunakan.

Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Probiotik untuk Sehatkan Pencernaan

Efek samping

Banyak manfaat kesehatan terkait penggunaan probiotik, tapi juga terdapat efek samping dalam mengonsumsinya.

Efek samping ini bersifat minor dan mempengaruhi sebagian kecil populasi, meskipun beberapa orang dengan penyakit serius atau sistem kekebalan yang lemah, mungkin mengalami komplikasi lebih parah.

Adapun efek samping paling umum dari probiotik antara lain sembelit, kembung atau peningkatan gas sementara, dan rasa haus.

Beberapa orang juga dapat bereaksi buruk terhadap bahan yang digunakan dalam suplemen probiotik atau amina alami dalam makanan probiotik. Jika ini terjadi, maka hentikan penggunaan probiotik.

Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, rawat inap berkepanjangan atau baru menjalani operasi dapat mengembangkan infeksi dari bakteri probiotik.

Orang dengan kondisi-kondisi tersebut harus mempertimbangkan risiko dan manfaatnya sebelum mengonsumsi probiotik.

Secara keseluruhan, probiotik merupakan tambahan yang bermanfaat untuk diet bagi kebanyakan orang atau rejimen suplemen, dengan efek samping yang relatif sedikit.

Baca juga: Corona Indonesia Tembus 500.000, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Terbanyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com