Bayi Anda mungkin juga mengalami gatal-gatal, ruam, atau benjolan gatal jika kulitnya terpapar alergen atau sesuatu yang sensitif terhadapnya.
Sampo, sabun, deterjen, dan produk serupa adalah pemicu umum reaksi yang disebut dermatitis kontak.
Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?
Gejala utama alergi musiman, yang biasanya disebabkan oleh alergen nabati, mirip dengan gejala alergi lingkungan.
Gejalanya termasuk:
Jika bayi Anda mengalami gejala-gejala ini hanya pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, ia mungkin mengalami alergi musiman.
Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?
Bagaimana cara mengetahui apakah itu pilek atau alergi?
Salah satu caranya adalah dengan melihat waktu dan frekuensi gejala bayi Anda.
Pilek sangat umum terjadi pada bayi, sedangkan alergi musiman dan lingkungan yang disebabkan oleh alergen yang dihirup.
Pilek berlangsung selama satu atau dua minggu, lalu bayi akan sehat hingga dia menemukan pemicu alerginya lagi. Gejala alergi cenderung bertahan lebih lama.
Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Terinfeksi Virus Corona
Kunci lainnya adalah ada tidaknya gejala tertentu lainnya. Misalnya, alergi tidak menyebabkan demam, tetapi kadang-kadang demam disertai pilek.
Untuk mendiagnosis alergi pada bayi bisa dilakukan dengan beberapa tes, antara lain:
Perawatan utama untuk bayi alergi adalah menghilangkan paparan alergen. Misalnya, jika bulu kucing adalah penyebabnya, Anda harus menjauhkan bayi Anda dari kucing tetangga.
Obat yang mengandung antihistamin adalah obat yang paling umum digunakan untuk mengobati alergi.
Antihistamin membantu meminimalkan reaksi alergi. Namun, kebanyakan antihistamin tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 2 tahun.
Periksa dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat apa pun untuk reaksi alergi bayi, dan pastikan untuk membaca label peringatan pada obat apa pun.
Baca juga: Populer sebagai Tanaman Obat, Apa Saja Manfaat Lidah Buaya?