Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gajah Punya Belalai yang Panjang?

Kompas.com - 27/09/2020, 15:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap satwa memiliki ciri khas, termasuk gajah yang bertubuh besar.

Selain bentuk tubuhnya, yang menjadi ciri satwa herbivora itu adalah hidung atau belalainya yang panjang. 

Gajah juga memiliki gading di samping belalainya.

Akan tetapi, mengapa belalai gajah ukurannya panjang?

Dilansir BBC, jawabannya terletak pada jumlah makanan yang gajah butuhkan untuk dimakan.

Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Acta Zoologica, sebuah tim memodelkan bagaimana lidah dan belalai dari 18 spesies herbivora terkait dengan jumlah makanan yang dikonsumsi saat merumput.

Belalai gajah, menurut peneliti, sangat penting bagi gajah untuk memasukkan cukup makanan terkait dengan ukuran mulutnya.

Hal itu juga terjadi pada jerapah. Lidah jerapah membantu hewan herbivora itu makan tanaman yang lebih lembut dan bergizi seperti daun.

Baca juga: Bukan Hanya pada Manusia, Menguap Juga Menular pada Gajah

Tim menggunakan proses pemodelan yang disebut skala alometrik, yaitu hukum biologi terkenal yang menyatakan ukuran hewan sebanding dengan jumlah makannya.

"Kami mengamati bahwa mereka makan lebih banyak dari yang Anda perkirakan berdasarkan volume mulut dan dimensi tengkorak mereka," kata salah satu co-authors penelitian, Fred de Boer, dari Universitas Wageningen di Belanda.

Dia mengatakan pada dasarnya bagian tubuh yang lembut (lidah dan belalai) adalah kunci kelangsungan hidup mereka.

Oleh karena itu, seberapa banyak mereka dapat menggigit sekaligus (volume gigitan) adalah akibat langsung dari bagian mulut lunak yang memanjang ini.

Herbivora yang lebih kecil, seperti antelop, tidak membutuhkan lidah yang besar untuk makan cukup makanan.

Tak hanya itu, tim menemukan gajah berevolusi sebagai adaptasi langsung terhadap kualitas tanaman yang dapat dimakan di lingkungan mereka.

Baca juga: Buat Terenyuh, Gajah Mengais Sisa-sisa Makanan dari Sampah

Menurut de Boer, ini mungkin juga menjelaskan mengapa beberapa herbivora yang lebih besar punah.

Selama perubahan iklim yang tiba-tiba, ketika makanan menjadi semakin langka atau kurang bergizi, spesies lain mungkin tidak mempunyai lidah atau belalai yang cocok untuk makan cukup makanan dan bertahan hidup.

Namun, karena jaringan lunak tidak terawetkan dalam catatan fosil, peneliti lain berpendapat bahwa ada lebih banyak hal tentang bagaimana lidah dan belalai berkembang.

Ukuran gigi hewan, cara ia mengunyah di mulut, dan cara kerja isi perut hewan, semuanya akan memengaruhi cara makannya dan berdampak pada evolusi belalai atau lidah.

"Tengkorak, wajah, dan mulut terbentuk dari kompleks anatomi yang saling terkait dan evolusi satu bagian dari kompleks ini hampir selalu berdampak pada bagian lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com