KOMPAS.com - Hari ini, 19 November 2020, diperingati sebagai Hari Toilet Sedunia.
Adanya peringatan Hari Toilet Sedunia memiliki upaya menginspirasi tindakan untuk mengatasi krisis sanitasi secara global.
Dikutip dari laman resmi WHO, adapun tema Hari Toilet Sedunia 2020 adalah sanitasi berkelanjutan dan perubahan iklim.
Baca juga: Hari Diabetes Sedunia 14 November: Makna, Simbol, dan Sejarahnya...
Alasan diangkatnya tema tersebut adalah karena perubahan iklim semakin parah.
Banjir, kekeringan, dan kenaikan permukaan laut mengancam sistem sanitasi, dari toilet hingga tangki septic tank hingga instalasi pengolahan.
Setiap orang harus memiliki sanitasi berkelanjutan yang dapat menahan perubahan iklim dan menjaga komunitas tetap sehat dan berfungsi.
Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?
Sistem sanitasi berkelanjutan juga menggunakan kembali limbah untuk meningkatkan pertanian dengan aman dan mengurangi serta menangkap emisi untuk energi yang lebih hijau.
Hari Toilet Sedunia adalah Peringatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merayakan toilet dan meningkatkan kesadaran dari 4,2 miliar orang yang hidup tanpa akses ke sanitasi yang dikelola dengan aman.
Sustainable Development Goal yang keenam memiliki target sanitasi yang mencakup hal-hal berikut:
Baca juga: 7 Manfaat Minum Air Putih, Apa Saja?
Untuk mematahkan tabu seputar toilet dan mewujudkan sanitasi untuk seluruh prioritas pengembangan global, Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 19 November sebagai Hari Toilet Sedunia.
Resolusi yang menjadi dasar dari penetapan ini berjudul "Sanitation for All" atau Sanitasi Untuk Semua (A/RES/67/291).
Hari Toilet Sedunia ditetapkan oleh World Toilet Organization pada 2001.
Baca juga: PBB Sebut 463 Juta Anak di Dunia Tak Bisa Akses Pendidikan Daring
Namun, penetapan resmi baru dilakukan oleh PBB melalui adopsi resolusi "Sanitation for All" pada 24 Juli 2013.
Resolusi tersebut juga mendesak negara-negara anggota PBB dan pihak-pihak terkait untuk mendorong perubahan sikap dan implementasi kebijakan.
Upaya ini dilakukan dalam upaya meningkatkan akses sanitasi di antara masyarakat miskin, juga untuk menghentikan praktik toilet di ruang terbuka yang sangat berbahaya bagi kesehatan publik.
Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular
Kasus sanitasi ini juga menciptakan sebuah pertanyaan tentang keamanan dasar perempuan.
Hal ini seharusnya tidak menyebabkan risiko menjadi korban pelecehan karena kurangnya akses toilet yang memberikan privasi.
Resolusi ini juga menyoroti tentang peran masyarakat sipil dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dari isu ini.
Selain itu, mengajak negara-negara untuk melakukan pendekatan terhadap isu sanitasi dalam konteks yang lebih luas termasuk mempromosikan hieginitas, penyediaan layanan sanitasi dasar, saluran air limbah, dan pengelolaan air limbah serta penggunaan kembali dalam konteks pengelolaan air terpadu.
Baca juga: Mengapa Orang Indonesia Suka Buang Sampah Sembarangan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.