KOMPAS.com - Kasus infeksi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan hebat dalam beberapa hari terakhir.
Dilansir CNBC, Rabu (18/11/2020), lonjakan kasus infeksi terjadi di 50 negara bagian AS, termasuk Washington DC, dalam 14 hari terakhir.
Seiring dengan itu, kasus kematian pun turut menunjukkan peningkatan.
Salah satu akibat yang muncul dari peningkatan kasus ini adalah menipisnya stok tisu toilet di swalayan atau supermarket yang ada di berbagai wilayah AS.
Mengutip AP, Selasa (17/11/2020), masyarakat banyak yang memborong tisu toilet karena khawatir dengan peningkatan wabah yang terjadi.
Hal serupa sempat terjadi di awal pandemi virus corona, yakni rak-rak tisu toilet kosong dan penjual membatasi jumlah pembelian.
Salah satunya mengalami lonjakan permintaan tisu toilet adalah Walmart. Mereka mengaku kesulitan memenuhi permintaan tisu toilet untuk beberapa tokonya.
Baca juga: Pria Ini Borong Tisu Toilet Rp 100 Juta, tapi Tidak Laku Dijual Lagi
Sementara jaringan supermarket Kroger dan Publix memutuskan membatasi jumlah pembelian tisu toilet dan handuk kertas, setelah permintaan kembali melonjak akhir-akhir ini.
Di platform penjualan Amazon, produk kebersihan tersebut juga hampir tejual habis.
Perusahaan riset pasar IRI menyebut ada sebanyak 21 persen rak tempat menyimpan handuk kertas dan tisu toilet kini kosong. Ini merupakan level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Sementara, untuk produk-produk kebersihan, tingkat rak kosong ada di angka 16 persen. Kondisi normal atau sebelum pandemi, tingkat kekosongan ini berkisar antara 5-7 persen.
Apa yang terjadi saat ini sesungguhnya pernah terjadi di AS dan beberapa negara lainnya pada masa awal pandemi, medio Maret 2020.
Ketika itu banyak orang-orang yang memutuskan untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari infeksi.
Oleh karena itu, mereka memborong kebutuhan-kebutuhan yang kiranya penting dan akan dibutuhkan selama masa karantina itu.
Baca juga: Berkaca dari Pilpres AS, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Pilkada?
Namun, untuk kejadian saat ini sesungguhnya di luar ekspektasi CEO Consumer Brands Association, Geoff Freeman.
Dia mengira permintaan pasar tidak akan setinggi ini, karena penguncian wilayah ditangani dengan skala regional atau lingkup yang lebih kecil, bukan nasional. Dengan begitu, semestinya semua orang lebih siap.
"Konsumen yang lebih terinformasi jika bertemu dengan produsen yang lebih terinformasi dan pengecer yang lebih terinformasi bisa membuat kita semua lebih mudah dan memastikan kita dapat memenuhi permintaan yang meningkat ini,” kata Freeman.
Masalah lain terkait dengan kekosongan barang ini adalah berkurangnya tenaga kerja di pabrik-pabrik sebaga produsennya.
Mereka banyak yang tidak bekerja sementara waktu, karena turut terinfeksi atau telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi sehingga harus mengisolasi diri.
Seorang warga dari Colorado, Kelly Anderson, mengaku membutuhkan lebih banyak tisu toilet sekarang. Sebab, anaknya batal memulai kegiatan sekolah di awal bulan ini sehingga lebih banyak waktu dihabiskan di rumah.
Baca juga: Update Corona di Dunia 11 November: Amerika Akan Mulai Vaksinasi April 2021
Sayangnya, barang yang butuhkan tidak dapat dijumpai di supermarket-supermarket. Ia mengaku melihat ada saja orang yang menimbun produk-produk itu.
Tidak hanya tisu toilet, jaringan supermarket Safeway dan Walmart bahkan hampir kehabisan air kemasan dan tisu desinfektan dalam beberapa waktu terakhir.
Namun Walmart mengaku lebih mampu menangani masalah kekosongan stok yang terjadi sekarang dibandingkan pada Maret.
Sementara, Amazon mengaku telah bekerja sama secara langsung dengan produsen tisu desinfektan, handuk kertas, dan pembersih tangan untuk lebih mudah mendapatkan suplai barang.
Berdasarkan data Worldometer, Rabu (18/11/2020), jumlah infeksi di AS secara kumulatif saat ini sebanyak 11.695.711 kasus.
Di antara jumlah itu, 254.255 meninggal, 7.087.796 sembuh, dan sisanya masih dalam masa perawatan atau pemulihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.