Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Berharap pada Vaksin Covid-19

Kompas.com - 11/11/2020, 09:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PANDEMI Covid-19 masih terjadi. Sejak ditemukan di Wuhan, China, virus Corona terus menular dan menyebar hampir ke seluruh belahan dunia.

Sejumlah negara, termasuk Indonesia berusaha mengendalikan pandemi. Berbagai upaya dilakukan guna menahan penularan dan penyebaran virus ini. Di antaranya melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemerintah juga meminta masyarakat mempraktikkan new normal atau pola hidup baru dengan melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin.

Seperti negara lain, pemerintah Indonesia juga mengupayakan vaksin guna menangkal penularan virus ini.

Sejumlah lembaga mulai dari perguruan tinggi, perusahaan farmasi, lembaga riset hingga telik sandi negara berlomba-lomba dan bekerja sama melakukan kajian dan penelitian guna menemukan vaksin Covid-19.

Tak hanya itu pemerintah juga memesan dan membeli vaksin dari negara lain.

Maju mundur

Pemerintah Indonesia berencana melakukan vaksinasi pada bulan Desember 2020. Menurut Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, rencana vaksinasi Covid-19 di Indonesia kemungkinan baru dapat dilaksanakan pada pekan ketiga Desember 2020.

Awalnya, pemerintah berencana melakukan vaksinasi pada bulan November 2020. Namun rencana itu diundur. Pemerintah beralasan, BPOM memerlukan waktu untuk menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA).

Pemerintah dikabarkan telah mengamankan stok vaksin dari tiga perusahaan farmasi asal China yakni Sinovac, CanSino, dan Sinopharm, serta dari perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Seluruh kandidat vaksin dari keempat perusahaan tersebut masih menjalani uji klinis tahap ketiga.

Pemerintah menyatakan, saat ini mereka tengah melakukan uji klinis fase ketiga terhadap vaksin yang dikembangkan Sinovac dan Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.

Tak ada jaminan

Tak semua orang menyambut positif rencana vaksinasi massal yang akan dilakukan pemerintah. Sejumlah pihak menilai, kebijakan tersebut terlalu terburu-buru.

Masyarakat juga diminta jangan berharap terlalu besar terkait rencana vaksinasi ini. Karena menurut sejumlah ahli, vaksin (mungkin) dapat menghentikan orang menjadi sakit. Namun tidak mampu mencegah orang terpapar dan menularkan virus.

Selain itu, vaksin saja tak cukup untuk menghilangkan pandemi. Vaksin memang dibutuhkan jika pemerintah menggunakan skenario herd immunity. Karena, saat sebagian besar populasi kebal, virus ini sulit menemukan inang baru dan akan mati. Namun butuh proses dan waktu lama untuk mencapai kondisi tersebut.

Ilustrasi vaksin coronaSHUTTERSTOCK/PalSand Ilustrasi vaksin corona

Menurut sejumlah epidemiolog, vaksinasi akan efektif bila telah disuntikkan ke 70 persen populasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com