Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Saat Tidur, Bagaimana Penjelasan Ilmiahnya?

Kompas.com - 31/10/2020, 20:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mimpi terkadang dialami sebagian orang saat tidur. Ada yang memiliki mimpi indah, namun ada pula yang mimpi buruk.

Mimpi atau dikenal sebagai bunga tidur ini merupakan kejadian yang normal atau wajar.

Mengutip Kompas.com, 15 Januari 2020, mimpi terjadi akibat adanya peningkatan aktivitas otak.

Pada saat bersamaan otot mengalami kelumpuhan sementara yang disengaja.

Peneliti bidang mimpi dari Universitas Montreal, Kanada, Tore Nielsen, mengungkapkan beberapa mimpi memang tidak bisa diingat karena isinya tidak ada yang istimewa.

Meski seseorang tidak bisa mengingat mimpi, bukan berarti seseorang tidak bermimpi.

Baca juga: 9 Arti Mimpi tentang Bayi yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Mimpi yang aktif umumnya terjadi ketika tidur pada fase rapid eye movement (REM), lebih kurang 25 persen dari tidur malam.

Pakar kesehatan mengungkapkan, selama fase ini, aktivitas otak meningkat, denyut jantung naik, dan mata bergerak-gerak.

Fase tidur REM adalah periode mimpi yang paling panjang dan terlihat realistis.

Hal ini akan terjadi berulang kali sepanjang malam dan makin lama durasinya makin panjang.

Adapun durasi tidur REM terlama terjadi menjelang pagi.

Sementara, ketika seseorang pada fase tidur non-REM atau fase tidur nyenyak, maka biasanya akan sulit mengingat mimpi.

Baca juga: Sering Mimpi Buruk Covid-19 Selama Pandemi? Anda Tidak Sendiri

Asal usul mimpi

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, 30 Januari 2020, ada sejumlah penjelasan mengenai asal-usul mimpi.

Mimpi yang muncul disebut mewakili harapan dan keinginan bawah sadar.

Mimpi menafsirkan sinyal acak dari otak dan tubuh selama tidur, mengonsolidasikan dan memproses informasi yang dikumpulkan pada siang hari atau waktu-waktu sebelum tidur, dan bekerja sebagai bentuk psikoterapi.

Selain itu, para peneliti berspekulasi mimpi melayani fungsi-fungsi sebagai berikut:

  • Pemrosesan ulang memori secara offline, otak mengonsolidasikan tugas-tugas memori dan mencatat kesadaran yang terbangun.
  • Mempersiapkan kemungkinan ancaman di masa depan.
  • Simulasi kognitif pengalaman kehidupan nyata.
  • Membantu mengembangkan kemampuan kognitif.
  • Mencerminkan fungsi mental bawah sadar dengan cara psikoanalitik.

Baca juga: Apakah Mimpi Wujud dari Rahasia Terdalam? Sains Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com