Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Video Polisi Disebut Menyamar Jadi Mahasiswa Ditangkap Polisi Lainnya

Kompas.com - 22/10/2020, 15:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial mengenai polisi yang menyamar menjadi mahasiswa ditangkap polisi lainnya saat unjuk rasa di Jambi.

Video dalam narasi itu menunjukkan kericuhan antara polisi dengan sejumlah orang yang mengenakan kaus.

Polisi menegaskan narasi itu tidak benar. Menurut kepolisian, polisi memang mengamankan seorang mahasiswa, bukan polisi menyamar jadi mahasiswa.

Sementara, keributan terjadi akibat salah paham antaranggota polisi berseragam dan tidak berseragam.

Narasi yang Beredar

Narasi polisi menangkap seorang polisi yang menyamar menjadi mahasiswa dimuat akun Dhana Iswary Zaa di statusnya di Facebook, Rabu (21/10/2020). Berikut isi lengkap statusnya:

"Kebongkar RAHASIA pura2 jadi mahasiswa, terus pura2 di tangkap. Ternyata Perwira Polisi yang menyamar supaya ada berita penangkapan, eeehhh ternyata kena bogem dari shabara"

Dia juga mengunggah sebuah video berdurasi 2 menit 7 detik. Dalam video itu, tampak sejumlah orang berkaus dan beberapa orang berseragam polisi menggiring dan memiting seorang pemuda yang memakai jas berwarna hijau.

Tiba-tiba, muncul lelaki berkaus hitam memukul pemuda berjas hijau yang tengah digiring itu. Di saat itu juga, seorang polisi yang datang dari arah belakang kerumunan memukul pria tidak berseragam yang tengah menggirin pemuda berjas hijau.

Lantas, terjadilah adu mulut dan terdengar suara yang menyebut "Itu perwiraku." Keributan pun berlangsung hingga akhirnya dilerai.

Unggahan tersebut hingga Kamis (22/10/2020) sudah mendapat 145 komentar dan 216 kali dibagikan.

Akun Facebook Arjuna Rafflesia juga membagikan video yang sama pada Selasa (20/10/2020. Statusnya berbunyi sebagai berikut:

Klarifikasi Kepolisian

Polri membantah adanya anggota Brimob yang menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh personel kepolisian lain saat aksi unjuk rasa dalam video yang beredar di media sosial.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono menyebut peristiwa dalam video itu terjadi di Jambi. Namun, dia tidak menjelaskan soal waktu dan tempat kejadian secara spesifik.

"Terkait video viral di medsos yang mengatakan bahwa PA Brimob menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh polisi lalu kena pukul personel Sabhara adalah tidak benar,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (21/10/2020).

Awi menjelaskan, pria berjaket almamater hijau tersebut benar merupakan mahasiswa. Mahasiswa itu diamankan oleh Brimob karena diduga melawan petugas.

Menurutnya, adu mulut seperti yang terekam dalam video disebabkan oleh salah paham. Teriakan “perwiraku” yang terekam dalam video merujuk ke anggota intel Brimob yang terkena pukul saat menghalangi anggota dari Satuan Sabhara memukul mahasiswa.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi di media sosial bahwa polisi menyamar menjadi mahasiswa dan ditangkap polisi lainnya saat unjuk rasa tidak tepat.

Polisi menyatakan memang benar pihaknya menangkap mahasiswa. Sementara, keributan terjadi karena salah paham antaranggota polisi berseragam dan tidak berseragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com