Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Dapat Mengubah DNA Manusia

Kompas.com - 18/10/2020, 14:17 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial termuat informasi bahwa vaksin virus corona dapat mengakibatkan perubahan permanen pada DNA manusia.

Informasi itu bersumber dari pernyataan Dr. Carrie Madej yang mempelajari vaksin selama sekitar 20 tahun.

Selama beberapa bulan terakhir ini, narasi yang menyebut vaksin Covid-19 dapat mengubah deoxyribonucleic acid (DNA) manusia telah beredar di media sosial. Narasi ini muncul lagi baru-baru ini lewat unggahan berbahasa Indonesia dari dua akun Facebook.  

Ahli kesehatan membantah bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA manusia.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Lilis Sulatri pada Jumat (16/10/2020) melayangkan narasi bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA manusia secara permanen. Narasi tersebut berasal dari Dr. Carrie Madej, spesialis penyakit dalam yang mempelajari vaksin selama sekitar 20 tahun.

Madej menekankan bahwa vaksin Covid-19 mengandung kode genetik sintetis dari virus corona yang dapat membantu meningkatkan kesehatan atau merusaknya.

Berikut isi lengkap status Lilis Sulatri:

"VAKSIN COVID-19
Spesialis Penyakit Dalam Berbagi Kekhawatiran Tentang Vaksin COVID-19
Dr. Carrie Madej, DO adalah Spesialis Penyakit Dalam di McDonough, GA dan memiliki lebih dari 19 tahun pengalaman di bidang medis. Dia lulus dari Kansas City Univ Of Medicine Bioscience College Of Osteopathic Medicine sekolah kedokteran pada tahun 2001

Perlombaan yang sedang berlangsung untuk mendapatkan vaksin virus corona telah menimbulkan beberapa kekhawatiran terkait kemanjuran dan keamanan penggunaannya. Satu perhatian khusus yang dikhawatirkan oleh para profesional medis adalah bagaimana vaksin berpotensi mengubah DNA manusia.


Spesialis penyakit dalam Dr. Carrie Madej, yang mempelajari vaksin selama sekitar 20 tahun dan terlatih dalam pengobatan osteopati, menjelaskan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh vaksin Covid-19 dalam sebuah video yang dia posting secara online. Sepanjang pandemi, susunan genetik SARS-CoV-2 telah bermutasi, membuatnya lebih rumit bagi para ilmuwan untuk mengembangkan vaksin yang berfungsi.

Dr. Madej berbicara tentang bagaimana pergantian kecil dalam genom manusia menghasilkan penulisan ulang kode genetik atau DNA. Perubahan DNA dapat membantu meningkatkan kesehatan atau merusaknya. Karena vaksin akan mengandung kode genetik sintetis dari virus corona, tidak seperti vaksin tradisional. Dr Madej menekankan fakta bahwa vaksin DNA yang sedang dikembangkan belum pernah digunakan pada manusia sebelum uji coba baru-baru ini

Selain itu, bahaya lain dari vaksin potensial adalah bagaimana Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan beberapa perusahaan penunjukan Jalur Cepat, yang memungkinkan pengembang untuk melewati beberapa langkah penting dalam pengembangan vaksin. Beberapa telah 'melompati uji coba hewan [dan] langsung ke uji coba manusia

"Kami tidak tahu apakah, sungguh, itu akan berhasil dalam populasi" katanya, sambil menunjukkan bahwa perusahaan telah mengatakan tidak cukup waktu untuk melakukan studi semacam itu. Madej memperingatkan, vaksin rekombinan mungkin menyertakan banyak kode genetik asing, yang dapat mengakibatkan perubahan permanen pada DNA seseorang."

Status Facebook soal vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA manusia.Facebook Status Facebook soal vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA manusia.

Akun tersebut juga mengunggah video pernyataan Carrie Madej yang memuat teks terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Hingga Minggu (18/10/2020) status akun itu sudah dibagikan 39 kali, sedangkan video yang diunggahnya telah ditonton 307 kali.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com