Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Akun Facebook Rien juga mengedarkan narasi yang sama pada Sabtu (17/10/2020).
Video pernyataan Carrie Madej bahwa vaksin Covid-19 dapat membuat perubahan permanen pada DNA manusia pernah beredar beberapa bulan lalu. Pada Juli 2020 BBC menulis bahwa pernyataan Madej tersebut tidak benar.
Narasi serupa dengan mengusung inti cerita vaksin Covid-19 dapat memodifikasi manusia secara genetik pun telah bergaung, setidaknya sejak Mei 2020.
Dikutip dari Reuters, Mark Lynas, visiting fellow di Alliance for Science Cornell University menyanggah gagasan bahwa vaksin DNA dapat memodifikasi organisme secara genetik. Menurutnya, tidak ada vaksin yang dapat memodifikasi DNA manusia secara genetik.
“Itu hanya mitos, sering disebarkan secara sengaja oleh aktivis anti-vaksinasi sehingga menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan,” ujarnya.
Lynas menjelaskan vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali patogen saat vaksin mencoba menginfeksi tubuh.
Hal ini sebagian besar dilakukan dengan injeksi antigen virus atau virus hidup yang dilemahkan yang merangsang respons kekebalan melalui produksi antibodi.
Lebih lanjut, Lynas mengatakan DNA di dalam vaksin DNA tidak berintegrasi ke dalam inti sel sehingga tidak memodifikasi genetik.
"Jika sel membelah, mereka hanya akan menyertakan DNA alami Anda. Pendekatan ini sangat menjanjikan untuk Covid karena dapat ditingkatkan dengan sangat cepat dan serbaguna, mudah untuk memproduksi urutan DNA secara sintetis yang cocok dengan potongan kode genetik virus," tutur Lynas.
Dr. Dan Culver, ahli paru di Klinik Cleveland, menilai bahwa vaksin mRNA tidak mungkin mengubah DNA manusia.
“Ini tidak bisa mengubah susunan genetik Anda," katanya dikutip The Associated Press, 5 September 2020.
Pernyataannya menanggapi beredarnya informasi bahwa vaksin mRNA virus corona berpotensi secara genetik memodifikasi manusia.
Vaksin mRna adalah teknologi baru dan belum terbukti yang menawarkan cara lebih mudah dan lebih cepat dalam memproduksi vaksin dibandingkan dengan vaksin tradisional. Kandidat vaksin Moderna dan Pfizer melakukan pengujian vaksin menggunakan mRNA.
"Waktu RNA bertahan di dalam sel relatif singkat dalam rentang jam. Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah memasukkan sebuah recipe card ke dalam sel pembuat protein selama beberapa jam," kata Culver.
Dari draft gambaran kandidat vaksin Covid-19 per 15 Oktober 2020 dalam laman WHO, terdapat 42 kandidat vaksin dalam tahap evaluasi klinis dan 15 kandidat vaksin dalam tahap evaluasi praklinis.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA manusia tidak benar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.