Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Gelombang Tiga Covid-19, Apa yang Terjadi dengan Malaysia?

Kompas.com - 11/10/2020, 08:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kasus virus corona di Malaysia saat ini telah memasuki gelombang ke tiga.

Melansir Malaymail, Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan beragam upaya pencegahan guna meratakan kurva.

“Jika Anda tinggal di rumah, maka kami dapat memutus rantai infeksi Covid-19 setelah ini. Saya mendorong semua warga Malaysia untuk tetap di rumah," kata dia.

Baca juga: Malaysia Laporkan Lonjakan Kasus Covid-19, Dipicu oleh Pemilu Sabah

Ia menambahkan bahwa opsi ini lebih baik daripada aturan jarak fisik dengan jarak satu meter. 

Dr Noor menjelaskan gelombang pertama virus corona di Malaysia dimulai dengan 22 kasus Covid-19 pada akhir Januari dan awal Februari 2020 lalu.

Sementara, gelombang kedua Malaysia dimulai 27 Februari 2020.

Malaysia kemudian memberlakukan sejumlah perintah kontrol pergerakan (MCO) pada 18 Maret 2020.

Setelah berhasil mengekang infeksi, pemerntah kemudian pada 10 Juni mengurangi pembatasan dan beralih ke fase pemulihan MCO.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

Penyebab

Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19SHUTTERSTOCK/creativeneko Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19

Mengutip dari Asia Times, tingkat infeksi penularan yang terjadi di berbagai pusat kota Malaysia telah dilacak pada individu dengan riwayat perjalanan ke Sabah di mana wilayah tersebut menjadi pusat penyebaran baru di negara itu.

Adapun berbagai klaster yang banyak muncul di Malaysia yakni dari klaster sekolah, universitas, pusat perbelanjaan dan kantor pemerintah.

Termasuk departemen tempat Perdana Menteri di Putrajaya.

Baca juga: 5 Fakta soal Djoko Tjandra, dari Dirikan Grup Mulia hingga Ditangkap Polisi di Malaysia

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin saat ini bersama 13 menteri dan wakil menteri melakukan karantina 14 hari pada 5 Oktober.

Penemuan kasus di kantor Muhyidin bermula dari diketahuinya Menteri Agama Zulkifli Mohamad Al-Bakri yang positif usai dua hari sebelumnya menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang dipimpin perdana menteri.

Zulkifli sendiri sebelumnya melakukan kampanye mengunjungi Sabah pada 26 September dan melanjutkan jadwalnya menghadiri acara resmi di semenanjung barat.

Baca juga: Viral Gambar Barang-barang Berjamur di Pusat Perbelanjaan Malaysia Setelah Tutup 2 Bulan

Kritik pelaksanaan Pemilu

Ilustrasi pemilu.Shutterstock Ilustrasi pemilu.

Muhyidin menerima beragam kritik lantaran tidak memberlakukannya karantina wajib dua minggu bagi mereka yang kembali dari Sabah.

Beberapa orang Malaysia di media sosial juga menyalahkan Muhyidin yang tetap menggelar pemilihan di Sabah saat kasus negara itu meningkat.

Sementara itu, Perdana Menteri menghubungkan peningkatan kasus nasional Malaysia karena banyaknya migran tak berdokumen yang masuk secara ilegal melalui Sabah.

Baca juga: Polri: Penyebar Hoaks Corona Bisa Kena UU ITE, Terancam 6 Tahun Penjara

Ia juga menyalahkan tahanan yang terinfeksi yang menularkan ke staf penjara.

Namun, ia mengakui kurangnya kepatuhan protokol kesehatan saat kampanye jadi faktor penyebab.

“Saya akui kampanye pemilihan Sabah adalah salah satu alasan lonjakan kasus baru-baru ini,” kata Muhyiddin dalam pidatonya.

Melansir Worldometer, saat ini kasus di Malaysia ada sebanyak 15.096 kasus, 155 kematian dan 10.780 sembuh.

Baca juga: WNI Dilarang Masuk Malaysia Mulai Pekan Depan, Benarkah karena Corona?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Nourologis pada Pasien Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com