Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menerawang Kursimologi

Kompas.com - 10/10/2020, 15:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKIBAT Najwa Shibab mewawancara kursi kosong mendadak kursi menjadi bahan pergunjingan warga alam maya alias trending topic. Maka saya mencoba menggali kembali data-data kursimologi yang sudah saya coba himpun di masa lalu.

Ayat Al-Kursi

Ternyata kursi berperan penting bahkan sangat penting bagi peradaban umat manusia. Menurut Wikipedia, Ayat Kursi (bahasa Arab: ??? ??????, translit. ’?yat al-kurs?‎) adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah.

Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an. Isinya tentang keesaan serta kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Allah tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.

Abdullah Yusuf Ali menafsirkan Ayat Kursi: Siapakah yang mampu menerjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-kata yang begitu padat dan terpilih tepat sekali?

Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih agung daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.

Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya.

Nama-Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup.

Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekadar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.

Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut.

Kursi

Bagi para arsitek ruang dalam, kursi memiliki peran penting sebab kursi hadir di nyaris setiap rumah dan kantor masa kini.

Meriam-Webster Dictionary memaknakan chair sebagai 1) a seat typically having four legs and a back for one person 2 a) an official seat or a seat of authority, state, or dignity b) an office or position of authority or dignity.

Jenis kursi cukup beranekaragam berdasar fungsinya seperti kursi makan, kursi malas, kursi taman, kursi lapangan, kursi lounge, kursi kantor, bangku sekolah, kursi sedan, kursi bar, sofa, dingklik sampai singgasana.

Berdasar bentuk ada kursi Savonarola, Klismos, Windsor, Chippendale, Victoria, Gothic, Roccoco, Barok, Imperial, Keraton, Betawi, Lawson, Bergere, Slipper, English Rolled Arm, Ottoman, Chesterfield, Wishbone, Wingback, Hammock et cetera.

Politik

Di gelanggang kemelut politik, kursi sengit diperebutkan mulai dari kursi DPR sampai singgasana presiden.

Konon untuk bisa duduk di kursi DPR dibutuhkan biaya miliaran rupiah. Untuk bisa bertahta di singgasana kepresidenan tidak pernah jelas seberapa besar biaya dibutuhkan untuk kampanye dan hal-hal yang berbahaya diungkap di naskah eksklusif kompas.com ini.

Pendek kata kursi kekuasaan memang memegang peran penting di kancah perebutan kekuasaan. Sejarah telah mencatat betapa perebutan kekuasaan telah menyebabkan singgasana kerajaan berlumuran darah.

Dan menarik adalah kenyataan bahwa singgasana kekuasaan kerap dijangkiti virus amnesia sehingga membuat mereka yang duduk di atas singgasana kekuasaan rawan mabuk kekuasaan sehingga lupa daratan seperti Hitler, Lenin, Stalin, Mao, Milosevic, Kabuga yang tanpa berkedip tak ragu mengorbankan jutaan nyawa manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com