KOMPAS.com - Sebuah perbincangan di media sosial Twitter membahas soal kesulitan tidur, dan tak teraturnya pola tidur.
Hal ini dirasakannya menyebabkan sakit kepala.
"Gimana cara memperbaiki pola tdur ga tratur efekny sering skit kepalaa," tulis akun @cursekidd, dalam twitnya, Jumat (25/9/2020).
gimana cara memperbaiki pola tidur pola tidur ga tratur efekny sering skit kepalaa
— willy the kid (@cursedkidd) September 24, 2020
Sejumlah warganet juga mengungkapkan hal yang sama.
"Samaa wk abis sakit kepala, ngopi biar ga sakit, tapi abis tu gabisa tidur lagi. Gitu aja terus," tulis akun Twitter @omgwhoiam.
Sementara, akun-akun lainnya juga mengeluh merasakan perubahan pola tidur selama masa pandemi virus corona.
Adakah hubungannya? Apa penyebab gangguan tidur dan bagaimana mengatur polanya?
Baca juga: Rekomendasi Lamanya Waktu Tidur yang Baik untuk Kesehatan sesuai Usia
Dokter spesialis kejiwaan dari Deoartemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr. Heriani, SpKJ(K), mengungkapkan, penyebab terganggunya pola tidur bisa karena psikotik, depresi, anxietas (kecemasan), dan lain-lain.
Sementara itu, dokter di Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr Gina Anindyajati SpKJ, mengatakan, perubahan pola tidur di masa pandemi dipengaruhi oleh beberapa hal.
Beberapa hal itu di antaranya:
Menurut dia, perubahan pola tidur ini bisa menyebabkan munculnya keluhan sakit kepala, karena waktu tidur yang lebih banyak atau justru berkurang.
"Tidur yang berlebihan atau tidur yang kurang akan bisa memunculkan keluhan di kepala," ujar Gina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Ia mengatakan, tidur yang berlebihan mengakibatkan rasa pusing seperti melayang atau berat.
Sementara, kurang tidur dapat menimbulkan nyeri kepala bahkan migrain.
"Pola tidur yang baik pada orang dewasa adalah 7-9 jam per hari. Biasanya kita membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk tidur," ujar Gina.
Baca juga: 5 Cara Agar Bisa Tidur setelah Minum Kopi