Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengalami Sulit Tidur? Coba Cek Penyebab, Ini Cara Mengatasinya

Kompas.com - 25/09/2020, 20:25 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah perbincangan di media sosial Twitter membahas soal kesulitan tidur, dan tak teraturnya pola tidur.

Hal ini dirasakannya menyebabkan sakit kepala.

"Gimana cara memperbaiki pola tdur ga tratur efekny sering skit kepalaa," tulis akun @cursekidd, dalam twitnya, Jumat (25/9/2020).

Sejumlah warganet juga mengungkapkan hal yang sama.

"Samaa wk abis sakit kepala, ngopi biar ga sakit, tapi abis tu gabisa tidur lagi. Gitu aja terus," tulis akun Twitter @omgwhoiam.

Sementara, akun-akun lainnya juga mengeluh merasakan perubahan pola tidur selama masa pandemi virus corona.

Adakah hubungannya? Apa penyebab gangguan tidur dan bagaimana mengatur polanya?

Baca juga: Rekomendasi Lamanya Waktu Tidur yang Baik untuk Kesehatan sesuai Usia

Dokter spesialis kejiwaan dari Deoartemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr. Heriani, SpKJ(K), mengungkapkan, penyebab terganggunya pola tidur bisa karena psikotik, depresi, anxietas (kecemasan), dan lain-lain. 

Sementara itu, dokter di Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr Gina Anindyajati SpKJ, mengatakan, perubahan pola tidur di masa pandemi dipengaruhi oleh beberapa hal.

Beberapa hal itu di antaranya:

  • Perubahan pola aktivitas harian - banyak di rumah, fleksibilitas jam untuk kerja/istirahat
  • Kecemasan
  • Depresi dan isolasi
  • Tekanan yang lebih besar terkait keluarga dan pekerjaan
  • Menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas leisure (nonton, main game, dll)
  • Fatigue atau kelelahan - gejala fisik pada stress

Menurut dia, perubahan pola tidur ini bisa menyebabkan munculnya keluhan sakit kepala, karena waktu tidur yang lebih banyak atau justru berkurang.

"Tidur yang berlebihan atau tidur yang kurang akan bisa memunculkan keluhan di kepala," ujar Gina saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Ia mengatakan, tidur yang berlebihan mengakibatkan rasa pusing seperti melayang atau berat.

Sementara, kurang tidur dapat menimbulkan nyeri kepala bahkan migrain.

"Pola tidur yang baik pada orang dewasa adalah 7-9 jam per hari. Biasanya kita membutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk tidur," ujar Gina.

Baca juga: 5 Cara Agar Bisa Tidur setelah Minum Kopi

Namun, dalam semalam, orang dewasa bisa terbangun setidaknya satu kali dengan durasi maksimal 20 menit.

Sementara itu, dihubungi terpisah, ahli kesehatan jiwa, dr Dharmawan SpKJ mengatakan, tidur yang berkualitas pada orang dewasa selama 7-8 jam dalam sehari.

"Kalau tidur lebih dari 8 jam tapi belum berasa fresh itu namanya hipersomnia," ujar Dharmawan saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Sakit kepala yang muncul setelah bangun tidur, kata dia, karena kurang tidur menyebabkan otot menjadi kaku.

"Apalagi WFH ini pemakaian gadget lebih sering. Gadget sampai jam 9 malam saja, kontrasnya diredupkan, sebab sinar gadget men-delay produksi melantonin dan protein lain penginduksi tidur di otak," ujar Dharmawan.

Solusi tidur teratur

ilustrasi tidur tanpa bantalshutterstock/Rapeepat Pornsipak ilustrasi tidur tanpa bantal
Lalu, apa yang bisa dilakukan agar tidur lebih teratur?

Coba lakukan ini untuk memperbaiki pola tidur:

1. Membuat jadwal tidur-bangun dan rutinitas harian
2. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur. Jika kita di kos atau apartemen yang hanya memiliki 1 ruangan untuk segala aktivitas, upayakan tempat khusus untuk beraktivitas selain tidur.
3. Cari cahaya. Buka tirai jendela, pintu, keluar ke halaman, berjemur sebentar pada pagi atau sore hari.
4. Hindari tidur siang.
5. Tetap aktif secara fisik, jangan terlalu santai karena ini bisa memicu bosan dan susah tidur
6. Perhatikan asupan makanan dan minuman. Hindari konsumsi kafein (kopi) dan teh 3 jam jelang tidur karena bisa mempersulit tidur dan menimbulkan sakit kepala
7. Hindari menggunakan gawai saat jelang tidur.

Baca juga: Studi: Kurang Tidur 15 Menit Saja Dapat Memicu Kenaikan Berat Badan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Makanan dan Minuman untuk Bantu Tidur Lebih Nyenyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com