Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Terjadi Resesi Ekonomi, Apa Dampaknya pada Harga Bahan Pokok?

Kompas.com - 23/09/2020, 13:28 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Menjelang akhir kuartal III tahun 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Diberitakan Kompas.com, Selasa (22/9/2020), Sri Mulyani menyebut pada kuartal III 2020 perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi 2,9 persen hingga 1,1 persen.

Sebelumnya, pada kuartal II 2020, perekonomian Indonesia sudah mengalami kontraksi 5,32 persen.

Sri Mulyani juga menyebut, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun diperkirakan berada pada kisaran minus 1,7 persen hingga 0,6 persen.

Sehingga, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami resesi ekonomi, setelah dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi ekonomi.

Baca juga: Di Ambang Resesi, Bagaimana Tips Mengatur Keuangan yang Baik?

Jika terjadi resesi, apa dampaknya terhadap harga bahan pokok?

Pengamat ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan resesi ekonomi yang terjadi pada 2020 ini akan berbeda dengan situasi krisis yang pernah dialami Indonesia pada 1998 lalu. 

Sehingga, ada perbedaan dampak resesi di tengah pandemi virus corona ini terhadap harga bahan pokok.

"Tahun 1998 itu terjadi kelangkaan pangan, harga pangan naik, harga susu naik, karena inflasinya 70 persen. Sementara yang terjadi sekarang ini justru indikasi deflasi, artinya harga-harga kebutuhan pokok, termasuk bahan makanan, cenderung menurun," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020). 

Bhima menyebut, data per Agustus 2020 menunjukkan terjadi deflasi bahan makanan sebesar -1.29 persen secara bulanan atau -0.85 persen secara tahunan (year on year).

"Kita bisa melihat, justru yang terkena dampak resesi itu para petani. Misalnya harga cabai, sekarang di level petani harganya bisa sampai Rp 3.000/kg, sementara pada 2018 lalu sempat mencapai di atas Rp 50.000-70.000/kg," ujar dia.

Di sisi lain, meski harga bahan pokok cenderung mengalami deflasi, perlu diwaspadai juga karena pendapatan masyarakat turun lebih dalam dibanding penurunan harga bahan pokok.

Baca juga: Indonesia Bersiap Alami Resesi Ekonomi, Ini Dampaknya bagi Masyarakat

"Ini yang menyebabkan daya beli masyarakat mengalami tekanan yang sangat dalam," kata Bhima.

Sebagai perbandingan, Bhima menyebut konsumsi rumah tangga di kuartal ke II turun -5.5 persen dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya. 

"Jadi terjadi penurunan harga barang, tetapi konsumsi lebih dalam lagi turunnya," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com