Dengan mempertimbangkan penurunan pendapatan yang dialami masyarakat akibat lesunya ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19, Bhima menyarankan masyarakat untuk fokus membelanjakan pendapatannya pada kebutuhan pokok terlebih dahulu.
"Fokus pada kebutuhan pokok dulu, yaitu kesehatan dan bahan makanan. Sementara itu menunda untuk belanja kebutuhan yang sifatnya sekunder maupun tersier, misalnya kendaraan pribadi, kalau tidak terlalu butuh bisa ditunda dulu," kata Bhima.
Dia mengatakan, yang terpenting saat ini adalah memiliki dana darurat untuk kebutuhan pokok dan juga kesehatan.
Baca juga: Ada Ancaman Resesi, Berikut Tips Mengelola Keuangan bagi Pekerja Bergaji di Bawah Rp 5 Juta
Dikonfirmasi terpisah, Perencana Keuangan Safir Senduk mengatakan, para pedagang atau pelaku usaha perlu melakukan inovasi agar tetap mendapat pemasukan di tengah lesunya daya beli masyarakat.
"Kalau Anda jualan barang dan jasa, bisa tidak barang dan jasa itu diakali sedemikian rupa supaya bisa dijual dengan harga yang murah," kata Safir saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
"Misalnya, pengajar privat piano. Daripada menawarkan paket les piano 10 kali pertemuan harganya Rp 3.500.000, coba ditawarkan biayanya dibayar per pertemuan, jadi Rp 300.000 atau Rp 350.000 saja. Kalau harga satu paket, orang mungkin menahan diri, tapi kalau per pertemuan orang biasanya minat," ujar dia.
Menurut Safir, inovasi mutlak diperlukan agar masyarakat tetap bisa melakukan aktivitas konsumsi, dan pelaku usaha bisa tetap memperoleh pendapatan.