Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda Wonogiri, Dedikasikan Hidup untuk Meneliti Ikan di Indonesia

Kompas.com - 14/09/2020, 19:29 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sampai saat ini, ikan tersebut belum ditemukan lagi, dan tidak ada dokumentasi dalam bentuk foto. Padahal habitat ikan itu di Jawa Tengah, tepatnya di Surakarta.

"Itu kemudian menjadi salah satu starting point, yang membuat saya harus benar-benar fokus ke ikan," kata Rikho.

Bersama ketiga rekannya, Rikho memelopori berdirinya Project Ichtys-Alien Indonesia. Tujuannya adalah meneliti dan mendokumentasikan seluruh spesies ikan air tawar yang ada di Indonesia tanpa bayaran.

Mereka mendedikasikan waktu yang dimiliki untuk mendokumentasikan spesies-spesies ikan dan biota air tawar lainnya di Indonesia, dan selanjutnya dibukukan.

"Saat ini, kami fokuskan dulu di pulau Jawa," kata Rikho.

Baca juga: Deportasi Ikan Arapaima ke Sungai Amazon

Kepala Arapaima

Salah satu perjalanan penelitian yang menurutnya berkesan, adalah ketika terjadi peristiwa pelepasan ikan Arapaima secara ilegal di sungai Brantas, Jawa Timur. Arapaima adalah ikan speses asli dari dari Sungai Amazon, Brazil.

Peristiwa pelepasan Arapaima tersebut cukup menghebohkan, dan diberitakan oleh beberapa media nasional, termasuk Kompas.com pada 28 Juni 2018. 

Mendengar kabar tersebut, Rikho berangkat ke Mojokerto, Jawa Timur. Awalnya, dia hanya berniat untuk memotret wujud dari ikan yang berhasil ditangkap oleh warga.

"Entah kenapa, tiba-tiba saya kepikiran untuk membeli tengkorak ikan itu. Saya bertanya kepada warga, dan akhirnya saya bayar Rp 200.000," kenang Rikho.

Dia bercerita, saat itu dirinya tidak memikirkan bagaimana cara membawa tengkorak ikan itu, mengingat ukurannya yang cukup besar, dan dirinya hanya membawa ransel.

"Akhirnya, isi ransel saya keluarkan, kemudian kepala Arapaima itu dibungkus plastik dan dimasukkan ke tas. Setelah itu, saya pulang ke rumah kerabat di Mojokerto, tempat saya menumpang tidur," kata Riko.

Dalam perjalanan, Rikho merasa orang-orang di jalan terus memerhatikan dirinya, terutama saat berhenti di lampu merah.

"Saya kan naik motor, jadi saya lihat, apa ban saya bocor, tapi ternyata tidak. Saya bingung, karena orang-orang kok ngelihatin saya seperti jijik begitu," ujar dia.

Begitu sampai di rumah kerabatnya, Rikho baru menyadari apa masalahnya. Ternyata, kepala Arapaima yang ia bawa masih mengalirkan darah, dan merembes keluar dari ransel serta menetes di sepanjang jalan.

"Pantas saja, kok orang-orang pada menjauh. Mungkin dikiranya saya pembunuh kali, untung tidak dilaporkan polisi," kata Rikho sambil tertawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com