Enzim ini, yang disebut ACE-2 (angiotensin converting enzyme II), dianggap sebagai titik masuk yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan menyebabkan infeksi.
Hidung merupakan salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.
"Kami sekarang melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh," kata Lane.
"Jika itu masalahnya, kami mungkin dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung," imbuhnya.
Baca juga: Pilkada 2020 Saat Kasus Corona di Indonesia Terus Menanjak, Ini Kata Epidemiolog
Sementara itu, diberitakan Kompas.com pada Rabu (9/9/2020) yang mengutip ABC Australia, alasan mengapa seseorang kehilangan kemampuan mencium bau ketika pilek atau flu adalah penyumbatan.
Dr Alex Russell, peneliti senior pascadoktoral di CQUniversity yang mendalami bidang penciuman, mengatakan indera penciuman dan perasa ibarat sensor penjaga gerbang.
"Fungsinya adalah untuk menjauhkan makanan basi atau beracun untuk masuk ke dalam tubuh," kata dia.
Cara bekerja indra perasa sifatnya lebih sederhana.
Lidah manusia dibungkus oleh buntalan sel sensorik, yang dikenal dengan pengecap, yang membedakan rasa manis, asam, asin, pahit, dan gurih atau umami, termasuk chemestesis untuk mengecap rasa pedas.
Pada indra penciuman, fungsinya bukan hanya untuk mengenali aroma makanan.
Ketika udara melewati selaput lendir di hidung kita, zat kimia di udara larut ke dalam selaput tersebut dan secara langsung terdeteksi reseptor di dalam rongga hidung, yang ilmuwan kenal dengan nama epitel olfaktorius, kemudian mengirim sinyal ke otak.
"Kalau indra penglihatan, sinyal yang kita dapatkan dari mata harus melalui sedikit pemrosesan sebelum kita bisa berpikir apa yang sedang kita lihat. Pada indra penciuman tertanam di bagian otak kita, seperti ingatan dan emosi," kata Russel.
Inilah mengapa, menurut Russell, mudah sekali bagi manusia untuk mengembalikan memori masa lalu dari indra penciuman.
Russell mengatakan untuk dapat mendeteksi bau, harus ada aliran udara yang melewati selaput lendir.
"Bila tersumbat, tidak akan ada molekul yang masuk ke dalam hidung," kata Russell.
"Selain itu, molekul tersebut juga harus larut dalam selaput lendir itu. Jadi, kalau dalam kondisi kering, proses ini juga tidak akan terjadi," imbuhnya.
Baca juga: [HOAKS] Peta DKI Jakarta Masuk Zona Hitam Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.