Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strain Virus Corona Disebut Mengalami Mutasi di Indonesia

Kompas.com - 31/08/2020, 06:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Infeksi virus corona di Indonesia pertama kali ditemukan pada awal Maret lalu, pada dua orang perempuan yang memiliki kontak dengan warga asing asal Jepang.

Sudah 5 bulan lebih sejak kasus pertama diumumkan, kini per 30 Agustus 2020 total kasus Covid-19 di Indonesia sudah ada di angka 172.053 berdasarkan data yang disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Pada Minggu (30/8/2020), penambahan kasus baru mencapai 2.858 kasus, sehari sebelumnya kasus baru ada di titik tertingginya, yakni 3.308 kasus.

Baca juga: Tidak Ada Satu Wilayah Pun yang Aman dalam Pandemi Covid-19

Melihat pertumbuhan kasus baru yang relatif tinggi, strain virus corona di Indonesia disebut telah mengalami mutasi menjadi lebih menular.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Lembaga Biologi Molekular Eijkman, dikutip dari Reuters.

Lembaga tersebut telah mengumpulkan sejumlah sampel dan menemukan mutasi virus D614G yang bersifat menular tetapi lebih ringan.

Baca juga: Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Lonjakan kasus infeksi

Petugas kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Tebet menyuntikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada pelajar SDN Tebet Timur 15 di Kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2020). Imunisasi atau pemberian vaksin itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan di Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2020 dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh kepada murid sekolah dasar di wilayah DKI Jakarta.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas kesehatan dari Puskesmas Kecamatan Tebet menyuntikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada pelajar SDN Tebet Timur 15 di Kelurahan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2020). Imunisasi atau pemberian vaksin itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan di Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahun 2020 dan pemeriksaan kesehatan menyeluruh kepada murid sekolah dasar di wilayah DKI Jakarta.

Meski begitu, Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan itu yang menyebabkan lonjakan kasus infeksi akhir-akhir ini.

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, mengingatkan Indonesia harus tetap waspada, karena berdasarkan pemodelan yang ada total kasus hingga akhir tahun 2020 bisa mencapai angka 500 ribu.

"Situasinya serius. Penularan lokal saat ini tidak terkendali," ujarnya.

Baca juga: Memprediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Indonesia Akan Berakhir...

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut strain virus corona yang sebelumnya ditemukan di Eropa dan Amerika pada Februari lalu, juga telah ditemukan di Indonesia.

Melihat pandemi di Indonesia yang belum juga menunjukkan titik puncaknya, sejumlah aktivitas masyarakat justru mulai kembali normal meski disertai dengan banyak peraturan.

Aturan itu pun tidak sepenuhnya dipenuhi, misalnya penggunaan masker yang belum sepenuhnya ditaati, larangan berkerumun yang masih kerap dilanggar, dan sebagainya.

Salah satu bukti pelanggaran itu adalah adanya pesta dangdut yang digelar di Depok, Jawa Barat.

Baca juga: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui soal Pentingnya Penggunaan Masker

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Lari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Cepat Menurunkan Berat Badan?

Tren
Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, Petir, dan Kilat 26-27 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com