Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
FDA menyatakan, tipe studi laboratorium pada penelitian tersebut biasanya digunakan pada tahap awal pengembangan obat.
"Pengujian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah ivermectin mungkin sesuai untuk mencegah atau mengobati virus Corona atau Covid-19," tegas FDA.
Artikel penelitian menyoroti empat hal. Pertama, Ivermectin adalah penghambat virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) in vitro.
Kedua, sebuah pengobatan tunggal mampu mempengaruhi sekitar 5.000 kali lipat penurunan virus pada 48 jam dalam kultur sel.
Ketiga, Ivermectin disetujui FDA untuk infeksi parasit dan karena itu berpotensi digunakan kembali.
Dan, keempat, Ivermectin tersedia secara luas karena dimasukkan dalam daftar obat esensial WHO.
Dalam artikel Kompas.com, Dr Kylie Wagstaff dari Monash Biomedicine Discovery Institute (BDI) mengatakan bahwa pengujian yang dilakukan terhadap ivermectin masih bersifat in vitro atau kultur suatu sel. Perlu pengujian lebih lanjut untuk penggunaan dosis terhadap manusia.
Organisasi pengecek fakta, Snopes, menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan ivermectin dapat mengobati Covid-19.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, kabar bahwa ivermectin dapat mengobati Covid-19 tidak benar. Masih dibutuhkan pengujian lanjutan untuk menegaskan keampuhan ivermectin sebagai obat Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.